Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M
E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.om
Pendahuluan
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas utama dalam menciptakan kemajuan suatu bangsa. SDM yang unggul menjadi tulang punggung keberhasilan di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pendidikan, teknologi, dan sosial budaya. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan SDM. Namun, tantangan dalam mewujudkan SDM yang berkualitas tidak dapat diabaikan. Berbagai aspek seperti rendahnya kualitas pendidikan, ketimpangan akses terhadap fasilitas dasar, hingga lemahnya penanaman nilai-nilai moral dan spiritual menjadi hambatan yang harus segera diatasi.
Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia, memiliki pandangan yang komprehensif tentang manusia dan peranannya di dunia. Dalam perspektif Islam, manusia diciptakan dengan potensi luar biasa untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).
Ayat ini menegaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola dan memakmurkan bumi. Tanggung jawab ini membutuhkan kapasitas intelektual, spiritual, dan moral yang tinggi, yang harus dikembangkan melalui pendidikan dan pembinaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, pengembangan SDM dalam Islam tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi individu, tetapi juga pada pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan ajaran agama.
Dalam sejarah peradaban Islam, pengembangan SDM telah menjadi pilar utama kejayaan umat. Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, misalnya, pendidikan dan ilmu pengetahuan menjadi prioritas utama, yang menghasilkan kemajuan signifikan di bidang sains, teknologi, dan seni. Para ilmuwan Muslim seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Khwarizmi tidak hanya menciptakan inovasi yang luar biasa, tetapi juga menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan etika dalam setiap karya mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memiliki warisan yang kaya dalam membangun SDM yang berkualitas.
Di Indonesia, penerapan nilai-nilai Islam dalam pengembangan SDM memiliki relevansi yang sangat tinggi. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan Islam sebagai panduan dalam menciptakan SDM yang unggul. Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, dan solidaritas sosial yang diajarkan dalam Islam dapat menjadi dasar yang kokoh untuk membangun individu yang berdaya saing tinggi dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Namun, tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembangunan SDM masih cukup besar. Salah satu tantangan utama adalah adanya kesenjangan antara pemahaman teori dan praktik nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Banyak individu yang memiliki pengetahuan agama yang memadai, tetapi belum mampu mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan, pendidikan, dan interaksi sosial. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang holistik dan strategis untuk mengatasi tantangan ini, termasuk melalui reformasi sistem pendidikan, pemberdayaan ekonomi berbasis syariah, dan penguatan peran institusi keagamaan.
Pendidikan merupakan elemen kunci dalam pembangunan SDM. Dalam Islam, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas intelektual, tetapi juga untuk membentuk kepribadian yang utuh. Rasulullah SAW bersabda:
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah).
Sabda ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dalam Islam sebagai sarana untuk menciptakan individu yang cerdas, kreatif, dan berintegritas. Namun, realitas menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi masalah besar di Indonesia. Banyak daerah terpencil yang kekurangan fasilitas pendidikan, tenaga pengajar yang kompeten, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional harus menjadi prioritas dalam pembangunan SDM berbasis Islam.
Selain pendidikan, pemberdayaan ekonomi juga merupakan aspek penting dalam pengembangan SDM. Dalam Islam, kesejahteraan ekonomi dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia. Sistem ekonomi syariah, yang menekankan pada keadilan, transparansi, dan keseimbangan, dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, individu akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan potensi mereka, baik melalui pendidikan, pelatihan, maupun inovasi.
Peran institusi keagamaan, seperti masjid, pesantren, dan organisasi Islam, juga sangat penting dalam pembangunan SDM. Pada masa lalu, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Revitalisasi peran masjid dan institusi keagamaan lainnya dapat menjadi langkah strategis untuk membangun SDM yang berkarakter Islami. Program-program seperti pelatihan keterampilan, kajian keislaman, dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan keagamaan untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Di era globalisasi dan revolusi industri 4.0, tantangan dalam pengembangan SDM semakin kompleks. Persaingan di tingkat global menuntut individu untuk memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan penguasaan teknologi. Dalam konteks ini, nilai-nilai Islam dapat menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan tersebut. Islam mengajarkan pentingnya bekerja keras, disiplin, dan inovasi, yang dapat menjadi modal utama untuk bersaing di dunia kerja. Selain itu, nilai-nilai seperti kejujuran dan integritas dapat menjadi keunggulan kompetitif yang membedakan individu Muslim dari yang lainnya.
Pembangunan SDM berbasis Islam juga harus memperhatikan aspek keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
"Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77).
Ayat ini mengajarkan bahwa manusia harus berusaha untuk mencapai keberhasilan di dunia tanpa melupakan tujuan akhir kehidupan, yaitu kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu, pembangunan SDM yang berlandaskan Islam tidak hanya berorientasi pada pencapaian materi, tetapi juga pada pembentukan individu yang memiliki kesadaran spiritual yang tinggi.
Dalam kesimpulannya, pembangunan SDM Indonesia dalam sudut pandang Islam merupakan langkah strategis untuk menciptakan bangsa yang unggul dan berdaya saing. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan, ekonomi, dan kehidupan sosial, Indonesia dapat mengembangkan SDM yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berkarakter mulia. Tantangan-tantangan yang ada harus diatasi dengan pendekatan yang holistik, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan institusi keagamaan. Dengan demikian, visi Indonesia untuk menjadi negara maju yang bermartabat dapat terwujud melalui SDM yang berkualitas dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
Pilar Pembangunan SDM dalam Islam
- Keimanan dan Akhlak Mulia Keimanan adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter manusia. Pendidikan agama yang baik tidak hanya meningkatkan kualitas spiritual, tetapi juga membentuk akhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad).
Akhlak yang baik menjadi modal utama bagi individu dalam berinteraksi di masyarakat dan dunia kerja.
- Peningkatan Ilmu Pengetahuan Islam sangat mendorong umatnya untuk mencari ilmu. Rasulullah SAW bersabda:
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah).
Dalam konteks modern, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi elemen penting untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia di kancah global.
- Kerja Keras dan Profesionalisme Islam mengajarkan pentingnya bekerja dengan ikhlas dan profesional. Dalam Al-Qur'an disebutkan:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).
Ayat ini mendorong umat Islam untuk bekerja keras dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Tantangan dalam Pengembangan SDM Indonesia
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan SDM Indonesia menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
- Rendahnya Kualitas Pendidikan: Banyak daerah di Indonesia yang masih menghadapi keterbatasan akses pendidikan berkualitas.
- Korupsi dan Etika Kerja: Masalah moral seperti korupsi menjadi penghambat utama dalam menciptakan SDM yang unggul.
- Kurangnya Pemahaman Nilai-Nilai Islam: Implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari masih belum optimal di kalangan umat.
Strategi Pengembangan SDM Berbasis Islam
- Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pendidikan Sistem pendidikan harus mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam. Kurikulum yang berbasis tauhid dapat menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual dan kokoh secara spiritual.
- Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Syariah Pembangunan SDM juga harus didukung oleh pemberdayaan ekonomi yang berbasis syariah. Sistem ekonomi Islam yang adil dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pengembangan SDM yang produktif.
- Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Pemerintah dan lembaga Islam perlu menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja yang relevan dengan kebutuhan industri 4.0.
- Revitalisasi Peran Masjid Masjid dapat menjadi pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat, sebagaimana pada masa kejayaan Islam.
Penutup
Pembangunan SDM Indonesia dalam sudut pandang Islam bukan hanya tentang menciptakan individu yang cerdas dan kompeten, tetapi juga individu yang beriman dan berakhlak mulia. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan, ekonomi, dan kehidupan sosial, Indonesia dapat menciptakan SDM yang unggul dan siap menghadapi tantangan global. Semoga artikel singkat ini bermanfat, tetap semangat berkarya, salam ilmiah! (NH).
Referensi:
- Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin. Darul Fikr, 2002.
- Al-Qur'an dan Terjemahannya.
- Chapra, M. Umer. Islam and the Economic Challenge. The Islamic Foundation, 1992.
- Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi.
- Hamid, Abu Falah Abdul. Membangun Peradaban Islam di Era Modern. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2018.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Laporan Pendidikan Nasional 2023.