Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Senin, 18 November 2024

PANDANGAN GEN Z TERHADAP DUNIA FASHION: ANTARA EKSPRESI DIRI DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

 


Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 

Dunia fashion telah berkembang pesat dalam dekade terakhir, dan dengan kehadiran Gen Z, muncul perubahan besar dalam pandangan terhadap mode. Generasi Z, yang mencakup mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki cara pandang yang unik terhadap fashion. Bagi Gen Z, fashion tidak hanya menjadi sarana untuk tampil trendi, tetapi juga menjadi medium untuk menyuarakan identitas, keprihatinan sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Di era digital yang penuh informasi, generasi ini tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya keaslian dan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk fashion. Artikel ini mengulas bagaimana Gen Z memandang fashion melalui perspektif ekspresi diri, tanggung jawab lingkungan, dan keterlibatan sosial.

Ekspresi Diri sebagai Identitas Utama dalam Fashion

Fashion bagi Gen Z bukan sekadar cara untuk mengikuti tren atau tampil menarik; fashion telah menjadi alat ekspresi diri yang autentik. Dalam survei oleh Business of Fashion (2023), 85% responden Gen Z menyatakan bahwa mereka memilih pakaian yang mencerminkan kepribadian dan pandangan hidup mereka. Ketimbang mengikuti tren semata, generasi ini cenderung mencari gaya yang unik, sesuai dengan nilai-nilai personal mereka. Gaya berpakaian yang berbeda-beda dalam kelompok Gen Z menunjukkan kecenderungan untuk merayakan keragaman dan inklusivitas, memperlihatkan bahwa fashion bagi mereka lebih tentang menonjolkan kepribadian daripada sekadar mengikuti mode populer.

Gen Z lebih terbuka terhadap gaya yang menggabungkan berbagai elemen budaya. Misalnya, mereka banyak mengadopsi pakaian dengan elemen budaya lokal maupun gaya retro, yang dihadirkan kembali dengan sentuhan modern. Menurut studi oleh Harvard Business Review (2022), keterbukaan ini didorong oleh keinginan untuk menonjolkan sisi unik dari setiap individu, sehingga identitas pribadi terlihat lebih kuat dan autentik.

Kesadaran Lingkungan dan Mode Berkelanjutan

Gen Z dikenal dengan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan, dan hal ini tercermin dalam preferensi fashion mereka. Menghadapi krisis lingkungan global, generasi ini lebih selektif dalam memilih produk fashion yang ramah lingkungan. Gen Z memahami dampak besar industri fashion terhadap lingkungan, seperti penggunaan air yang berlebihan, emisi gas rumah kaca, dan limbah tekstil yang masif. Oleh karena itu, mereka mendukung konsep mode berkelanjutan, termasuk thrifting atau membeli pakaian bekas, upcycling, dan memilih merek yang mengutamakan bahan-bahan daur ulang.

Laporan dari Fashion Revolution (2022) menyebutkan bahwa 73% Gen Z di seluruh dunia lebih memilih membeli pakaian dari merek yang menerapkan praktik mode berkelanjutan. Pilihan mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti transparansi perusahaan, keberlanjutan bahan, dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh produk tersebut. Bahkan, beberapa dari mereka lebih memilih untuk mengurangi frekuensi pembelian pakaian baru demi mendukung prinsip minimalisme dan keberlanjutan. Dengan demikian, Gen Z telah menjadi pendorong utama bagi perusahaan fashion untuk mengubah model bisnis mereka menuju konsep yang lebih ramah lingkungan.

Keterlibatan Sosial dalam Fashion

Selain keprihatinan terhadap lingkungan, Gen Z juga memperhatikan isu-isu sosial dalam memilih produk fashion. Mereka menginginkan merek fashion yang tidak hanya memproduksi pakaian, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Menurut data dari McKinsey (2023), 67% Gen Z mengaku lebih menyukai merek yang berpartisipasi dalam isu-isu sosial, seperti hak asasi manusia, kesejahteraan pekerja, dan kesetaraan gender.

Fashion telah menjadi platform bagi Gen Z untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap berbagai gerakan sosial. Melalui fashion, mereka menunjukkan solidaritas mereka terhadap isu-isu seperti Black Lives Matter, hak LGBTQ+, dan kesejahteraan tenaga kerja dalam industri fashion. Brand-brand yang menampilkan kepekaan terhadap isu sosial, seperti menjalankan program kesejahteraan pekerja atau menyumbangkan sebagian keuntungan kepada masyarakat, mendapatkan tempat khusus di hati Gen Z. Dengan demikian, fashion bagi mereka bukan hanya tentang keindahan tampilan, tetapi juga media untuk memajukan keadilan sosial.

Pengaruh Media Sosial dan Fenomena ‘Fast Fashion’

Keberadaan media sosial, terutama Instagram, TikTok, dan Pinterest, sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan Gen Z terhadap dunia fashion. Di platform ini, mereka dapat berinteraksi langsung dengan tren mode global, berbagai influencer, dan brand-brand yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Namun, meskipun media sosial memungkinkan akses cepat terhadap tren, Gen Z semakin sadar akan dampak negatif dari ‘fast fashion’ yang kerap dipromosikan di media sosial.

Fast fashion adalah fenomena produksi massal pakaian murah yang diperbarui dengan cepat agar selalu mengikuti tren. Meski terjangkau dan mudah diakses, fast fashion menyebabkan krisis lingkungan karena limbahnya yang tinggi. Generasi Z semakin sadar akan dampak ini dan cenderung berpaling ke merek yang lebih berkelanjutan, meskipun pilihan tersebut membutuhkan biaya lebih. Menurut penelitian dari The Guardian (2023), sekitar 60% Gen Z lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka pada produk fashion yang diproduksi secara etis dibandingkan fast fashion yang murah.

Masa Depan Fashion di Mata Gen Z

Dengan nilai-nilai yang mereka pegang, Gen Z diprediksi akan mengarahkan dunia fashion menuju perubahan besar dalam beberapa dekade ke depan. Tren fashion yang lebih etis, berkelanjutan, dan inklusif akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran generasi ini. Brand fashion harus mengakomodasi kebutuhan Gen Z dengan meningkatkan transparansi, memperbaiki kesejahteraan pekerja, dan mengurangi dampak lingkungan.

Fashion juga akan semakin menjadi sarana komunikasi sosial, di mana generasi ini dapat menyuarakan pandangan, identitas, dan solidaritas mereka terhadap isu-isu global. Dalam konteks ini, fashion berperan sebagai jembatan antara individu dan komunitas, membentuk suatu kebudayaan baru yang mendorong perubahan sosial yang positif.

Kesimpulan

Pandangan Gen Z terhadap fashion mencerminkan perubahan besar dalam industri ini. Mereka melihat fashion sebagai sarana ekspresi diri, alat untuk memperjuangkan keberlanjutan lingkungan, dan media untuk mendukung isu-isu sosial. Dengan pendekatan yang berfokus pada keaslian, tanggung jawab lingkungan, dan keterlibatan sosial, Gen Z telah mengubah fashion menjadi lebih dari sekadar gaya hidup menjadikannya simbol perubahan. Gen Z menunjukkan bahwa fashion bukan hanya soal pakaian yang dipakai, tetapi juga bagaimana kita mempengaruhi dunia melalui pilihan-pilihan yang kita buat.

Fashion kini bergerak menuju era yang lebih bermakna, dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial sebagai nilai utama yang dipegang generasi masa depan. Gen Z menunjukkan bahwa dukungan terhadap fashion yang etis dan inklusif adalah salah satu bentuk kontribusi nyata terhadap dunia, sebuah bukti bahwa perubahan yang mereka usung mampu menjadikan fashion sebagai kekuatan transformasi global. Semoga artikel singat ini bisa bermanfaat dan menginspirasi teman-teman Gen Z semua, tetap semangat, salam ilmiah! (NH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...