E-mail:
nurul.huda.macintosh@gmail.com
Dunia fashion telah berkembang pesat dalam dekade terakhir, dan dengan
kehadiran Gen Z, muncul perubahan besar dalam pandangan terhadap mode. Generasi
Z, yang mencakup mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal
2010-an, memiliki cara pandang yang unik terhadap fashion. Bagi Gen Z, fashion
tidak hanya menjadi sarana untuk tampil trendi, tetapi juga menjadi medium
untuk menyuarakan identitas, keprihatinan sosial, dan tanggung jawab terhadap
lingkungan. Di era digital yang penuh informasi, generasi ini tumbuh dengan
kesadaran akan pentingnya keaslian dan keberlanjutan dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk fashion. Artikel ini mengulas bagaimana Gen Z memandang
fashion melalui perspektif ekspresi diri, tanggung jawab lingkungan, dan
keterlibatan sosial.
Ekspresi Diri sebagai Identitas Utama dalam Fashion
Fashion bagi Gen Z bukan sekadar cara untuk mengikuti tren atau tampil
menarik; fashion telah menjadi alat ekspresi diri yang autentik. Dalam survei
oleh Business of Fashion (2023), 85% responden Gen Z menyatakan bahwa mereka
memilih pakaian yang mencerminkan kepribadian dan pandangan hidup mereka.
Ketimbang mengikuti tren semata, generasi ini cenderung mencari gaya yang unik,
sesuai dengan nilai-nilai personal mereka. Gaya berpakaian yang berbeda-beda
dalam kelompok Gen Z menunjukkan kecenderungan untuk merayakan keragaman dan
inklusivitas, memperlihatkan bahwa fashion bagi mereka lebih tentang
menonjolkan kepribadian daripada sekadar mengikuti mode populer.
Gen Z lebih terbuka terhadap gaya yang menggabungkan berbagai elemen
budaya. Misalnya, mereka banyak mengadopsi pakaian dengan elemen budaya lokal
maupun gaya retro, yang dihadirkan kembali dengan sentuhan modern. Menurut
studi oleh Harvard Business Review (2022), keterbukaan ini didorong oleh
keinginan untuk menonjolkan sisi unik dari setiap individu, sehingga identitas
pribadi terlihat lebih kuat dan autentik.
Kesadaran Lingkungan dan Mode Berkelanjutan
Gen Z dikenal dengan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan,
dan hal ini tercermin dalam preferensi fashion mereka. Menghadapi krisis
lingkungan global, generasi ini lebih selektif dalam memilih produk fashion
yang ramah lingkungan. Gen Z memahami dampak besar industri fashion terhadap
lingkungan, seperti penggunaan air yang berlebihan, emisi gas rumah kaca, dan
limbah tekstil yang masif. Oleh karena itu, mereka mendukung konsep mode
berkelanjutan, termasuk thrifting atau membeli pakaian bekas, upcycling, dan
memilih merek yang mengutamakan bahan-bahan daur ulang.
Laporan dari Fashion Revolution (2022) menyebutkan bahwa 73% Gen Z di
seluruh dunia lebih memilih membeli pakaian dari merek yang menerapkan praktik
mode berkelanjutan. Pilihan mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
transparansi perusahaan, keberlanjutan bahan, dan dampak sosial yang
ditimbulkan oleh produk tersebut. Bahkan, beberapa dari mereka lebih memilih
untuk mengurangi frekuensi pembelian pakaian baru demi mendukung prinsip
minimalisme dan keberlanjutan. Dengan demikian, Gen Z telah menjadi pendorong
utama bagi perusahaan fashion untuk mengubah model bisnis mereka menuju konsep
yang lebih ramah lingkungan.
Keterlibatan Sosial dalam Fashion
Selain keprihatinan terhadap lingkungan, Gen Z juga memperhatikan isu-isu
sosial dalam memilih produk fashion. Mereka menginginkan merek fashion yang
tidak hanya memproduksi pakaian, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi
pada kesejahteraan masyarakat. Menurut data dari McKinsey (2023), 67% Gen Z
mengaku lebih menyukai merek yang berpartisipasi dalam isu-isu sosial, seperti
hak asasi manusia, kesejahteraan pekerja, dan kesetaraan gender.
Fashion telah menjadi platform bagi Gen Z untuk menyuarakan dukungan mereka
terhadap berbagai gerakan sosial. Melalui fashion, mereka menunjukkan
solidaritas mereka terhadap isu-isu seperti Black Lives Matter, hak LGBTQ+, dan
kesejahteraan tenaga kerja dalam industri fashion. Brand-brand yang menampilkan
kepekaan terhadap isu sosial, seperti menjalankan program kesejahteraan pekerja
atau menyumbangkan sebagian keuntungan kepada masyarakat, mendapatkan tempat
khusus di hati Gen Z. Dengan demikian, fashion bagi mereka bukan hanya tentang
keindahan tampilan, tetapi juga media untuk memajukan keadilan sosial.
Pengaruh Media Sosial dan Fenomena ‘Fast Fashion’
Keberadaan media sosial, terutama Instagram, TikTok, dan Pinterest, sangat
berpengaruh dalam membentuk pandangan Gen Z terhadap dunia fashion. Di platform
ini, mereka dapat berinteraksi langsung dengan tren mode global, berbagai
influencer, dan brand-brand yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Namun,
meskipun media sosial memungkinkan akses cepat terhadap tren, Gen Z semakin
sadar akan dampak negatif dari ‘fast fashion’ yang kerap dipromosikan di media
sosial.
Fast fashion adalah fenomena produksi massal pakaian murah yang diperbarui
dengan cepat agar selalu mengikuti tren. Meski terjangkau dan mudah diakses,
fast fashion menyebabkan krisis lingkungan karena limbahnya yang tinggi.
Generasi Z semakin sadar akan dampak ini dan cenderung berpaling ke merek yang
lebih berkelanjutan, meskipun pilihan tersebut membutuhkan biaya lebih. Menurut
penelitian dari The Guardian (2023), sekitar 60% Gen Z lebih memilih untuk
menghabiskan uang mereka pada produk fashion yang diproduksi secara etis
dibandingkan fast fashion yang murah.
Masa Depan Fashion di Mata Gen Z
Dengan nilai-nilai yang mereka pegang, Gen Z diprediksi akan mengarahkan
dunia fashion menuju perubahan besar dalam beberapa dekade ke depan. Tren
fashion yang lebih etis, berkelanjutan, dan inklusif akan terus tumbuh seiring
dengan meningkatnya kesadaran generasi ini. Brand fashion harus mengakomodasi
kebutuhan Gen Z dengan meningkatkan transparansi, memperbaiki kesejahteraan
pekerja, dan mengurangi dampak lingkungan.
Fashion juga akan semakin menjadi sarana komunikasi sosial, di mana
generasi ini dapat menyuarakan pandangan, identitas, dan solidaritas mereka
terhadap isu-isu global. Dalam konteks ini, fashion berperan sebagai jembatan
antara individu dan komunitas, membentuk suatu kebudayaan baru yang mendorong
perubahan sosial yang positif.
Kesimpulan
Pandangan Gen Z terhadap fashion mencerminkan perubahan besar dalam
industri ini. Mereka melihat fashion sebagai sarana ekspresi diri, alat untuk
memperjuangkan keberlanjutan lingkungan, dan media untuk mendukung isu-isu
sosial. Dengan pendekatan yang berfokus pada keaslian, tanggung jawab
lingkungan, dan keterlibatan sosial, Gen Z telah mengubah fashion menjadi lebih
dari sekadar gaya hidup menjadikannya simbol perubahan. Gen Z menunjukkan bahwa
fashion bukan hanya soal pakaian yang dipakai, tetapi juga bagaimana kita
mempengaruhi dunia melalui pilihan-pilihan yang kita buat.
Fashion kini bergerak menuju era yang lebih bermakna, dengan prinsip
keberlanjutan dan keadilan sosial sebagai nilai utama yang dipegang generasi
masa depan. Gen Z menunjukkan bahwa dukungan terhadap fashion yang etis dan
inklusif adalah salah satu bentuk kontribusi nyata terhadap dunia, sebuah bukti
bahwa perubahan yang mereka usung mampu menjadikan fashion sebagai kekuatan
transformasi global. Semoga artikel singat ini bisa bermanfaat dan
menginspirasi teman-teman Gen Z semua, tetap semangat, salam ilmiah! (NH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar