Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Sabtu, 21 Desember 2024

ANTARA RUANG DAN WAKTU DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

 Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 

Pendahuluan
Ruang dan waktu merupakan dua dimensi yang menjadi bagian dari realitas ciptaan Allah SWT. Dalam Islam, keduanya tidak hanya dipahami sebagai elemen fisik alam semesta, tetapi juga sebagai tanda kekuasaan Allah dan sarana bagi manusia untuk memahami tujuan hidup. Al-Qur'an dan hadis memberikan landasan konseptual yang kaya tentang ruang dan waktu, baik dalam konteks duniawi maupun ukhrawi. Artikel ini akan menganalisis ruang dan waktu dari sudut pandang Islam, menjelaskan bagaimana keduanya membentuk pemahaman tentang eksistensi manusia dan peranannya dalam menjalani kehidupan.

Ruang dan Waktu sebagai Tanda Kekuasaan Allah SWT

Dalam Al-Qur'an, ruang dan waktu sering disebutkan untuk mengingatkan manusia akan kebesaran Allah. Firman Allah dalam Surah Al-Ankabut [29:20]:

"Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (makhluk) dari permulaannya; kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.’”

Ayat ini menunjukkan pentingnya ruang (bumi) sebagai tempat manusia merenungkan ciptaan Allah. Ruang di sini bukan hanya sebatas dimensi fisik, tetapi juga sarana introspeksi spiritual.

Sementara itu, waktu disebutkan dalam berbagai bentuk, seperti pagi dan petang, siang dan malam, serta tahun dan bulan, yang semuanya merupakan ciptaan Allah. Dalam Surah Al-Asr [103:1-3], Allah bersumpah dengan waktu:

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran."

Sumpah Allah atas waktu menegaskan nilai urgensi dan tanggung jawab manusia terhadap setiap detik kehidupannya.

Dimensi Relativitas Waktu dalam Islam

Konsep waktu dalam Islam tidak bersifat linier seperti dalam pandangan Barat modern, melainkan fleksibel dan multi-dimensional. Dalam Al-Qur'an Surah Al-Hajj [22:47], Allah berfirman:

"Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu."

Ayat ini menggambarkan bahwa waktu di dunia berbeda dengan waktu di akhirat. Konsep ini sejalan dengan temuan ilmiah modern tentang relativitas waktu, sebagaimana dijelaskan dalam teori Einstein. Relativitas waktu dalam Islam memperkuat keyakinan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang abadi.

Ruang dan Waktu dalam Perspektif Kehidupan Dunia dan Akhirat

Islam mengajarkan bahwa ruang dan waktu adalah amanah yang harus dimanfaatkan untuk menjalani kehidupan yang penuh ketaatan. Rasulullah SAW bersabda:

"Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum datang waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu." (HR. Al-Hakim).

Hadis ini menegaskan pentingnya manajemen waktu sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Waktu yang diberikan Allah harus dimanfaatkan untuk beribadah, bekerja, dan berkontribusi kepada masyarakat.

Ruang dalam Islam tidak hanya dipahami sebagai tempat fisik, tetapi juga tempat di mana keberkahan Allah diturunkan. Misalnya, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa disebut sebagai ruang suci yang memiliki dimensi spiritual luar biasa. Dalam konteks kehidupan sosial, ruang juga menjadi tempat manusia untuk berinteraksi dan menyebarkan kebaikan.

Kesimpulan: Ruang dan Waktu sebagai Modal Kehidupan Menuju Allah

Ruang dan waktu dalam Islam adalah bagian dari sistem penciptaan yang sempurna. Allah SWT menjadikan keduanya sebagai ujian dan sarana bagi manusia untuk mencapai ridha-Nya. Ruang dan waktu tidak hanya berfungsi secara fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendorong manusia untuk merenungkan kebesaran Allah, mengatur kehidupan, dan mempersiapkan diri menuju akhirat.

Pemahaman tentang ruang dan waktu dalam Islam mengajarkan manusia untuk memanfaatkannya secara optimal, tidak hanya untuk kepentingan duniawi tetapi juga untuk bekal di akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Az-Zumar [39:10]:

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Pahala tanpa batas inilah yang menjadi tujuan akhir manusia dalam perjalanan ruang dan waktu yang fana ini. Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Tetap semangat berkarya, salam ilmiah! (NH)

Referensi: 

  1. Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin.
  2. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
  3. Einstein, A. (1915). Relativity: The Special and the General Theory.
  4. Ibn Kathir, Tafsir Al-Qur'an Al-Azim.
  5. Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim.
  6. Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh Al-Zakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...