Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Sabtu, 07 Desember 2024

CAHAYA HARAPAN DI DEPAN GUBUK: KISAH WISUDA YANG MENGGETARKAN JIWA


Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 


Di sebuah sudut desa terpencil bernama Ollot II, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara, tersimpan sebuah kisah luar biasa. Ini bukan sekadar cerita tentang perjuangan akademik, melainkan sebuah bukti nyata tentang kasih sayang, pengorbanan, dan kekuatan cinta keluarga.

 

Sri Wulandari Lomuli, yang akrab disapa Wulan, baru saja mengukir sejarah dalam hidupnya. Ia meraih gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Namun, perayaan kelulusannya tidak dihiasi gemerlap pesta atau gedung mewah. Ia memilih sesuatu yang lebih berarti: berfoto di depan gubuk sederhana milik keluarganya, sebuah simbol perjuangan hidup yang sarat makna.

 

Ayah Wulan adalah seorang petani dengan keterbatasan penglihatan. Namun, keterbatasan itu tidak menghalanginya menjadi tulang punggung keluarga. Dengan tangan kasar yang akrab dengan tanah dan cangkul, ia menanam harapan di setiap bulir panen untuk membiayai pendidikan anaknya. Dalam diam dan kerja kerasnya, ia memupuk impian besar Wulan untuk menuntut ilmu.

 

Usai menyelesaikan sidang skripsinya, Wulan tak menunggu lama untuk pulang. Dengan toga yang masih ia kenakan, ia berdiri di depan rumah kecil mereka. Ia mengucap syukur kepada Tuhan dan terima kasih yang mendalam kepada orang tuanya. Air mata mengiringi setiap kata yang ia lontarkan.

 

"Terima kasih, Papa Mama, atas segala dukungan dan doa. Ini bukan hanya gelar saya, tetapi gelar kita semua," tulis Wulan dalam unggahan yang menyentuh hati banyak orang.

 

Kisah ini menyebar cepat di media sosial, menggerakkan hati ribuan netizen. Komentar haru dan doa mengalir deras untuk keluarga sederhana ini. Namun, lebih dari sekadar viral, kisah ini menjadi refleksi mendalam tentang arti perjuangan dan cinta.

 

Keterbatasan fisik sang ayah bukanlah hambatan. Ia adalah simbol keteguhan yang menginspirasi kita semua. Dalam gubuk kecil itu, ia membuktikan bahwa cinta orang tua adalah bahan bakar paling kuat untuk menghadapi badai kehidupan.

 

Pelajaran dari Wulan dan Ayahnya

Kisah Wulan mengajarkan kita bahwa keberhasilan bukan semata soal materi. Keberhasilan adalah hasil dari kerja keras, doa tanpa henti, dan kasih sayang tulus yang tak tergantikan. Pendidikan bukan hanya tentang gelar, tetapi tentang menghargai setiap langkah perjuangan yang telah membawa kita ke sana.

Dalam dunia yang sering kali memuja kemewahan, kisah Wulan dan ayahnya menjadi pengingat bahwa nilai sejati tidak diukur dari apa yang kita miliki, melainkan dari seberapa besar kita menghargai pengorbanan orang-orang yang mencintai kita tanpa syarat.

 

Penutup

Dari gubuk kecil itu, harapan besar tumbuh dan menyentuh dunia. Wulan dan keluarganya adalah cermin keberanian dan keteguhan, yang mengingatkan kita untuk tidak pernah meremehkan kekuatan cinta dan doa.

Mari belajar dari mereka. Apapun tantangan yang kita hadapi, jangan pernah lupa bahwa di balik setiap langkah kita ada cinta dan doa dari mereka yang menginginkan kita mencapai langit, meski mereka sendiri berdiri di tanah yang sederhana. Semoga kisah ini mengeinspirasi kita semua. Tetap semangat, salam ilmiah! (NH)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...