Nurul Huda, BBA., S.E., M.M
Email: nurul.huda.macintosh@gmail.com
Menulis bukan sekadar menyusun kata. Ia adalah proses abadi untuk merawat ingatan, menyalakan peradaban, dan menanam benih inspirasi di ladang waktu. Sebuah tulisan, meski sederhana, mampu melampaui batas usia penulisnya. Ia tetap hidup, berbicara, bahkan memprovokasi pikiran-pikiran baru bahkan saat tangan yang menulisnya telah lama membatu.
Dalam sejarah, setiap kemajuan lahir dari ide. Dan setiap ide besar, pada akhirnya ditulis diabadikan dalam tinta, dalam naskah, dalam layar. Tanpa tulisan, dunia tak akan mengenal Plato, tak akan mengenal Ibnu Khaldun, Hatta, Kartini, atau bahkan sosok-sosok lokal yang membakar semangat melalui lembar-lembar yang mereka tinggalkan.
Menulis adalah bentuk tanggung jawab intelektual dan spiritual. Di balik tiap paragraf, tersembunyi harapan: agar generasi berikutnya tidak mengulang kebodohan yang sama, agar mereka melangkah lebih jauh dengan bekal pemikiran kita. Setiap kata yang ditulis dengan hati, bisa menjadi lentera bagi jiwa-jiwa yang sedang mencari arah.
Di era serba cepat ini, banyak yang tergoda untuk hanya menjadi penikmat informasi, bukan pencipta. Padahal, generasi yang hanya membaca tanpa pernah menulis, adalah generasi yang kehilangan suara. Menulislah karena lewat tulisan, kau bisa mengajarkan tanpa hadir, menasihati tanpa menggurui, dan menginspirasi tanpa harus bersuara.
Ingatlah, satu buku kecil yang kau tulis hari ini, bisa menjadi cahaya besar di masa depan. Maka jangan biarkan pikiranmu hanya hidup di kepalamu. Biarkan ia mengalir lewat tulisan, menjelma menjadi warisan tak ternilai. Karena sejatinya, menulis adalah cara paling elegan untuk hidup selamanya di benak dan jiwa mereka yang belum lahir.
Karya Terbaru:
PREDIKSI EKONOMI INDONESIA 2045