Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Minggu, 26 Agustus 2018

Empu Supo


Riwayat Singkat Empu Supo

empu2

Riwayat Singkat Empu Supo (Raden Joko Supo)
Empu Supa Madrangi alias Raden Joko Supo adalah putra dari Pangeran Sedayu yang memiliki keahlian membuat keris. Mpu Supa Madrangi adalah suami dari Dewi Rasawulan, adik Sunan Kalijaga. Ia adalah Empu (Ahli keris) kerajaan Majapahit yang hidup di sekitar abad ke 15. Karya karyanya yang termasyhur antara lain Keris Kyai Nagasasra, Kyai Sengkelat dan Kyai Carubuk. Sebelum menikah dengan Dewi Rasawulan, Mpu Supa beragama Hindu kemudian memeluk agama Islam setelah berdialog dengan Sunan Kalijaga.
Dalam satu legenda dikisahkan Sunan Kalijaga meminta tolong untuk dibuatkan keris coten-sembelih (pegangan lebai untuk menyembelih kambing). Lalu oleh ia diberikan calon besi yang ukurannya sebesar biji asam jawa. Mengetahui besarnya calon besi tersebut, Empu Supa sedikit terkejut. Ia berkata besi ini bobotnya berat sekali, tak seimbang dengan besar wujudnya dan tidak yakin apakah cukup untuk dibuat keris. Lalu Sunan Kalijaga berkata kalau besi itu tidak hanya sebesar biji asam jawa tetapi besarnya seperti gunung. Karena ampuh perkataan Sunan Kalijaga, pada waktu itu juga besi menjelma sebesar gunung.
Ringkas cerita, besipun kemudian dikerjakan. Tidak lama, jadilah keris, kemudian diserahkan kepada Sunan Kalijaga. Akan tetapi anehnya begitu melihat bentuknya, seketika juga Sunan Kalijaga menjadi kaget, sampai beberapa saat tidak dapat berbicara karena kagum dan tersentuh perasaannya, karena hasil kejadian keris itu berbeda jauh sekali dengan yang dimaksudkan. Maksud semula untuk dijadikan pegangan lebai, ternyata yang dihasilkan keris Jawa (baca Nusantara) asli Majapahit, luk tiga belas. Karena berwarna kemerahan, keris itu dinamakan Kyai Sengkelat (artinya bersemu merah) sedangkan jumlah luknya ada tiga belas.
Lalu Empu Supa diberi lagi besi yang ukurannya sebesar kemiri. Setelah dikerjakan, jadilah sebilah keris mirip pedang suduk (seperti golok atau belati). Begitu mengetahui wujud keris yang dihasilkann, sunan Kalijaga sangat senang hatinya dan dinamakan Kyai Carubuk.
Setelah runtuhnya kerajaan Majpahit, Mpu Supa mengabdikan diri di Kerajaan Demak Bintoro.
Pada suatu hari Sunan Kalijogo hendak pergi ke Cirebon untuk menemui Sunan Gunung Jati. Dalam perjalanan, beberapa santri dan prajurit Demak yang ikut. Termasuk Raden Joko Supo, Ki Ageng Malang Gati, Syeh Nur Samsudin dan Ki Ageng Bantar Bolang.
Perjalanan rombongan Sunan Kalijogo pun sampai di perbatasan Kadipaten Siraung setelah melewati hutan yang bernama Alas Siroban (Sekarang Alas Roban). Adipati Siraung yang belum mengakui Kesultanan Demak tidak mengijinkan rombongan tersebut melewati wilayahnya sehingga Sunan Kalijogo memutuskan bermalam di Timur Wilayah Siraung.
Pada suatu malam Sunan Kalijogo melakukan Sholat malam dan bermunajat pada Sang Khalik, terjadilah peristiwa aneh di mana di bekas tapak kaki Sunan Kalijogo ditemukan besi pamor sebesar buah sawo. Besi tersebut diambil dan diserhkan pada Raden Joko Supo untuk dibuat menjadi sebuah keris. Dengan keahliannya Raden Joko Supo yang dikenal juga sebagai Empu Supo menyelesaikan pembuatan keris dari bahan batu pamor tersebut dan kemudian diserahkan pada Sunan Kalijogo yang memberikan nama pada keris tersbut sebagai keris Kyai Tapak
Keajaiban terjadi lagi, Kadipaten Siraung beserta Adipati dan rakyatnya telah lenyap dan wilayah Siraung menjadi lautan. Sunan Kalijogo lantas memberikan nama etmpat tersebut dengan nama Pemalang dan memerintahkan Ki Ageng Malang Gati untuk memimpin wilayah tersebut disertai Syeh Nur Samsudin dan anggota rombongan yang di minta untuk tinggal di tempat baru tsb. Keris luk 13 yang bernama Kyai Tapak diserahkan kepada Kyai Ageng Malang Gati.
Sampai jaman pendudukan jepang pusaka tsb masih berada di pendopo kabupaten Pemalang.. namun setelah itu tdk lagi diketahui keberadaannya sampai sekarang.
Sunan Kalijogo pun melanjutkan perjalanan beliau ke Cirebon tanpa ada halangan berarti hingga kembali lagi ke Demak Bintoro
Empu Supo melewatkan lebih banyak waktunya di kadilangu memperdalam ilmu agama dan kedigdayaan. Sampai suatu ketika terjadi perpecahan politik antara Ratu Kalinyamat dengan Aryo Panangsang Adipati Jipang Panolan.Rraden Joko Supoyang tidak ingin terlibat di dalam kancah politik memohon petunjuk dari Sunan Kalijogoyang memberikan dawuh,” Supo Jeneng Siro saiki budalo menyang dusun Sumyang jimpe netepo ing papan kono anggawe pusoko lan nunggu dawuh ingsun naliko Wis ono pepadang ing prodjo .” Raden Joko Supo pun bersedia menjalani nya.
Di tempat yang baru tersebut Empu Supo membuat keris yang diberi tulisan nama Dusun Sumyangjimpe dalam aksara Jawa dan kebanyakan didusun tersebut Empu Supo membabar keris yang diberinya ornamen pada bagian gandhik kanan kiri yang dalam pakem keris di kenal sebagai dhapur puthut, baik tanpa luk maupun yang berluk.
Jaman sekarang banyak orang yang membicarakan tentang keris Umyang yang sesungguhnya bersal dari kata Sumyang, namun hanya sedikit orang yang tahu sejarahnya.
Akhirnya perseteruan Politik di Demak berakhir dan tahta jatuh kepada Joko Tingkir menantu Sultan Trenggono (Putera Raden Patah) Hingga suatu ketika pergolakan politik demak berakhir dan tahta jatuh kepada  Joko  Tingkir  menantu Sultan Trenggono yang berkedudukan di Pajang bergelar Sultan Hadi Wijoyo. Raden Joko Supo di perintahkan oleh Sunan Kalijogo untuk mengabdi ke Pajang dengan membawa bukti keris buatannya.
Empu Djoko Supo sowan ke Pajang dgn maksud untuk mengabdi dan menyerahkan bukti Sebilah pusaka, saat itu Sultan Hadi Wijoyo sedang memeriksa seorang tersangka dan terpidana, dgn wasilah pusaka Keris Sumyang jimpe yang dibawa Empu Djoko Supo tersangka tersebut ngomyang (bicara tanpa kendali) dan kasus tersebut selesai karena pengakuan dari tersangka sendiri.
Pisowanan Empu Djoko Supo diterima oleh Sultan Hadi Wijoyo. Keris pusaka beserta Empunya di anugrahi gelar dan nama yang sama yaitu keris Kyai Umyang dan Empu Kyai umyang.
Semoga Bermanfaat.

Daftar Artikel

Belajar, Berilmu, Beramal & Beribadah E-mail : nurul.huda.macintosh@gmail.com Untuk informasi lebih lanjut seputar berbagi ilmu penge...