Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Senin, 18 November 2024

PANDANGAN GEN Z TERHADAP DUNIA FASHION: ANTARA EKSPRESI DIRI DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

 


Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 

Dunia fashion telah berkembang pesat dalam dekade terakhir, dan dengan kehadiran Gen Z, muncul perubahan besar dalam pandangan terhadap mode. Generasi Z, yang mencakup mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memiliki cara pandang yang unik terhadap fashion. Bagi Gen Z, fashion tidak hanya menjadi sarana untuk tampil trendi, tetapi juga menjadi medium untuk menyuarakan identitas, keprihatinan sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Di era digital yang penuh informasi, generasi ini tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya keaslian dan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk fashion. Artikel ini mengulas bagaimana Gen Z memandang fashion melalui perspektif ekspresi diri, tanggung jawab lingkungan, dan keterlibatan sosial.

Ekspresi Diri sebagai Identitas Utama dalam Fashion

Fashion bagi Gen Z bukan sekadar cara untuk mengikuti tren atau tampil menarik; fashion telah menjadi alat ekspresi diri yang autentik. Dalam survei oleh Business of Fashion (2023), 85% responden Gen Z menyatakan bahwa mereka memilih pakaian yang mencerminkan kepribadian dan pandangan hidup mereka. Ketimbang mengikuti tren semata, generasi ini cenderung mencari gaya yang unik, sesuai dengan nilai-nilai personal mereka. Gaya berpakaian yang berbeda-beda dalam kelompok Gen Z menunjukkan kecenderungan untuk merayakan keragaman dan inklusivitas, memperlihatkan bahwa fashion bagi mereka lebih tentang menonjolkan kepribadian daripada sekadar mengikuti mode populer.

Gen Z lebih terbuka terhadap gaya yang menggabungkan berbagai elemen budaya. Misalnya, mereka banyak mengadopsi pakaian dengan elemen budaya lokal maupun gaya retro, yang dihadirkan kembali dengan sentuhan modern. Menurut studi oleh Harvard Business Review (2022), keterbukaan ini didorong oleh keinginan untuk menonjolkan sisi unik dari setiap individu, sehingga identitas pribadi terlihat lebih kuat dan autentik.

Kesadaran Lingkungan dan Mode Berkelanjutan

Gen Z dikenal dengan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan, dan hal ini tercermin dalam preferensi fashion mereka. Menghadapi krisis lingkungan global, generasi ini lebih selektif dalam memilih produk fashion yang ramah lingkungan. Gen Z memahami dampak besar industri fashion terhadap lingkungan, seperti penggunaan air yang berlebihan, emisi gas rumah kaca, dan limbah tekstil yang masif. Oleh karena itu, mereka mendukung konsep mode berkelanjutan, termasuk thrifting atau membeli pakaian bekas, upcycling, dan memilih merek yang mengutamakan bahan-bahan daur ulang.

Laporan dari Fashion Revolution (2022) menyebutkan bahwa 73% Gen Z di seluruh dunia lebih memilih membeli pakaian dari merek yang menerapkan praktik mode berkelanjutan. Pilihan mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti transparansi perusahaan, keberlanjutan bahan, dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh produk tersebut. Bahkan, beberapa dari mereka lebih memilih untuk mengurangi frekuensi pembelian pakaian baru demi mendukung prinsip minimalisme dan keberlanjutan. Dengan demikian, Gen Z telah menjadi pendorong utama bagi perusahaan fashion untuk mengubah model bisnis mereka menuju konsep yang lebih ramah lingkungan.

Keterlibatan Sosial dalam Fashion

Selain keprihatinan terhadap lingkungan, Gen Z juga memperhatikan isu-isu sosial dalam memilih produk fashion. Mereka menginginkan merek fashion yang tidak hanya memproduksi pakaian, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Menurut data dari McKinsey (2023), 67% Gen Z mengaku lebih menyukai merek yang berpartisipasi dalam isu-isu sosial, seperti hak asasi manusia, kesejahteraan pekerja, dan kesetaraan gender.

Fashion telah menjadi platform bagi Gen Z untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap berbagai gerakan sosial. Melalui fashion, mereka menunjukkan solidaritas mereka terhadap isu-isu seperti Black Lives Matter, hak LGBTQ+, dan kesejahteraan tenaga kerja dalam industri fashion. Brand-brand yang menampilkan kepekaan terhadap isu sosial, seperti menjalankan program kesejahteraan pekerja atau menyumbangkan sebagian keuntungan kepada masyarakat, mendapatkan tempat khusus di hati Gen Z. Dengan demikian, fashion bagi mereka bukan hanya tentang keindahan tampilan, tetapi juga media untuk memajukan keadilan sosial.

Pengaruh Media Sosial dan Fenomena ‘Fast Fashion’

Keberadaan media sosial, terutama Instagram, TikTok, dan Pinterest, sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan Gen Z terhadap dunia fashion. Di platform ini, mereka dapat berinteraksi langsung dengan tren mode global, berbagai influencer, dan brand-brand yang sesuai dengan nilai-nilai mereka. Namun, meskipun media sosial memungkinkan akses cepat terhadap tren, Gen Z semakin sadar akan dampak negatif dari ‘fast fashion’ yang kerap dipromosikan di media sosial.

Fast fashion adalah fenomena produksi massal pakaian murah yang diperbarui dengan cepat agar selalu mengikuti tren. Meski terjangkau dan mudah diakses, fast fashion menyebabkan krisis lingkungan karena limbahnya yang tinggi. Generasi Z semakin sadar akan dampak ini dan cenderung berpaling ke merek yang lebih berkelanjutan, meskipun pilihan tersebut membutuhkan biaya lebih. Menurut penelitian dari The Guardian (2023), sekitar 60% Gen Z lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka pada produk fashion yang diproduksi secara etis dibandingkan fast fashion yang murah.

Masa Depan Fashion di Mata Gen Z

Dengan nilai-nilai yang mereka pegang, Gen Z diprediksi akan mengarahkan dunia fashion menuju perubahan besar dalam beberapa dekade ke depan. Tren fashion yang lebih etis, berkelanjutan, dan inklusif akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran generasi ini. Brand fashion harus mengakomodasi kebutuhan Gen Z dengan meningkatkan transparansi, memperbaiki kesejahteraan pekerja, dan mengurangi dampak lingkungan.

Fashion juga akan semakin menjadi sarana komunikasi sosial, di mana generasi ini dapat menyuarakan pandangan, identitas, dan solidaritas mereka terhadap isu-isu global. Dalam konteks ini, fashion berperan sebagai jembatan antara individu dan komunitas, membentuk suatu kebudayaan baru yang mendorong perubahan sosial yang positif.

Kesimpulan

Pandangan Gen Z terhadap fashion mencerminkan perubahan besar dalam industri ini. Mereka melihat fashion sebagai sarana ekspresi diri, alat untuk memperjuangkan keberlanjutan lingkungan, dan media untuk mendukung isu-isu sosial. Dengan pendekatan yang berfokus pada keaslian, tanggung jawab lingkungan, dan keterlibatan sosial, Gen Z telah mengubah fashion menjadi lebih dari sekadar gaya hidup menjadikannya simbol perubahan. Gen Z menunjukkan bahwa fashion bukan hanya soal pakaian yang dipakai, tetapi juga bagaimana kita mempengaruhi dunia melalui pilihan-pilihan yang kita buat.

Fashion kini bergerak menuju era yang lebih bermakna, dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial sebagai nilai utama yang dipegang generasi masa depan. Gen Z menunjukkan bahwa dukungan terhadap fashion yang etis dan inklusif adalah salah satu bentuk kontribusi nyata terhadap dunia, sebuah bukti bahwa perubahan yang mereka usung mampu menjadikan fashion sebagai kekuatan transformasi global. Semoga artikel singat ini bisa bermanfaat dan menginspirasi teman-teman Gen Z semua, tetap semangat, salam ilmiah! (NH)

PILKADA UNIK TANPA UANG DI KABUPATEN SUMENEP: KETIKA RAKYAT YANG MEMODALI CALON BUPATI PILIHAN

 


Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 

Pilkada Kabupaten Sumenep di Madura tahun ini menghadirkan sebuah terobosan unik yang menggugah perhatian publik dan menginspirasi banyak daerah. Saat praktik politik uang masih sering menjadi hambatan demokrasi, Sumenep menunjukkan bahwa pilkada bisa dijalankan tanpa mengandalkan dana besar. Yang menarik adalah masyarakat Sumenep sendiri yang menjadi pendukung finansial utama bagi calon bupati yang mereka yakini bisa membawa perubahan. Fenomena ini menandakan kebangkitan politik yang benar-benar "dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat."

Membangun Demokrasi Murni Tanpa Politik Uang

Dalam situasi politik saat ini, praktik politik uang sering kali menjadi senjata bagi calon yang memiliki dana besar untuk mempengaruhi suara rakyat. Namun, Pilkada Sumenep membalikkan tradisi ini. Rakyat tak sekadar diminta mendukung dengan suara, tetapi juga diberi kesempatan untuk menjadi motor penggerak dan pemodal utama bagi calon yang mereka yakini.

Pilkada Sumenep tahun ini menekankan bahwa politik bisa berlandaskan pada nilai dan kepercayaan, bukan uang. Calon yang dimodali langsung oleh rakyat mendapatkan dukungan dari hati, bukan dari "transaksi". Ini membuat hubungan antara rakyat dan calon bupati menjadi lebih bermakna dan berdampak jangka panjang.

Rakyat Sebagai Pemodal, Calon Bupati Sebagai Harapan

Pilkada di Sumenep kali ini menghadirkan ikatan emosional yang lebih dalam. Dengan rakyat yang memodali kampanye calon bupati, muncul rasa kepemilikan dan kebanggaan. Setiap dukungan finansial yang diberikan bukan sekadar uang, tetapi sebuah simbol kepercayaan dan harapan. Fenomena ini menjadikan rakyat bukan hanya sekadar pemilih, tetapi juga "investor" yang ingin melihat perubahan nyata di daerah mereka.

Partisipasi rakyat Sumenep sebagai pemodal langsung ini memperkuat esensi dari demokrasi sejati, yaitu suara rakyat yang terlibat langsung dalam menentukan nasib daerah mereka. Mereka menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka untuk mendukung calon yang mereka percaya, menciptakan koneksi mendalam yang sulit didapatkan dari politik uang.

Kampanye Sederhana, Efektif, dan Bermakna

Dengan dukungan langsung dari rakyat, calon bupati di Sumenep tidak perlu mengandalkan kampanye yang mewah atau iklan besar-besaran. Kampanye yang dilakukan justru berjalan dengan lebih sederhana dan langsung, sering kali melalui pertemuan kecil-kecilan di desa, diskusi langsung dengan warga, hingga melalui acara gotong royong.

Pertemuan langsung antara calon bupati dan rakyat memberikan ruang bagi masyarakat untuk benar-benar mengenal calon mereka secara personal dan mendengarkan visi-misi langsung dari mulut sang calon. Rakyat juga merasa lebih bebas bertanya tentang program yang akan dilakukan oleh calon, sehingga tercipta dialog yang lebih jujur dan transparan.

Menghadirkan Demokrasi Inklusif dan Tanpa Pemborosan

Dengan mengurangi pemborosan dana kampanye yang biasanya memerlukan biaya besar, Pilkada di Sumenep justru menunjukkan esensi demokrasi yang lebih bersih. Rakyat dapat memberikan dukungan tanpa merasa terbebani oleh isu-isu politik uang yang kerap menjadi kekhawatiran. Aliran dukungan yang diberikan oleh rakyat adalah cerminan demokrasi sejati, tanpa melibatkan pengaruh dari pihak luar atau kapital besar yang sering kali mengalihkan kepentingan. Pendekatan tanpa dana besar ini sekaligus menandakan bahwa kepemimpinan sejati datang dari keberpihakan kepada rakyat, bukan pada janji uang. Di sisi lain, rakyat Sumenep juga belajar bahwa memilih pemimpin bukan sekadar soal keuntungan sementara, tetapi tentang memilih seseorang yang benar-benar dapat memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan mereka di masa depan.

Inovasi Teknologi sebagai Solusi Kampanye Murah

Di era digital ini, calon bupati di Sumenep memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan kampanye. Penggunaan media sosial, pesan singkat, dan aplikasi komunikasi online memungkinkan mereka menyebarkan informasi dengan biaya rendah. Dengan teknologi, calon bupati dapat menyampaikan visi dan program tanpa memerlukan baliho besar atau iklan mahal. Rakyat juga bisa langsung mengikuti perkembangan kampanye secara online, berpartisipasi dalam diskusi virtual, dan memberikan saran atau aspirasi.

Pemanfaatan teknologi ini juga menjadi langkah maju untuk mengurangi penggunaan dana besar dalam Pilkada. Selain itu, pendekatan ini mendorong generasi muda untuk terlibat lebih aktif dalam politik dan memahami pentingnya pemilihan calon yang benar-benar kompeten.

Inspirasi bagi Daerah Lain di Indonesia

Pendekatan Pilkada unik di Kabupaten Sumenep ini bisa menjadi contoh bagi banyak daerah di Indonesia. Ketika rakyat menjadi "modal utama", hal ini menghilangkan ketergantungan pada kapital besar yang sering kali mengalihkan perhatian dari masalah yang sebenarnya. Selain itu, Pilkada seperti ini juga memberikan harapan baru bagi demokrasi Indonesia yang lebih bersih dan bebas dari politik uang.

Dukungan tanpa pamrih dari rakyat menunjukkan bahwa masyarakat menghargai integritas dan kejujuran lebih dari sekadar janji uang. Masyarakat mulai menyadari bahwa memilih pemimpin bukan tentang keuntungan instan, tetapi tentang memilih seseorang yang akan mewakili kepentingan mereka secara jangka panjang.

Menuju Masa Depan Demokrasi yang Bersih dan Berdaya Saing

Model Pilkada unik seperti di Kabupaten Sumenep ini membawa angin segar bagi masa depan demokrasi Indonesia. Ketika rakyat ikut andil secara langsung dalam pembiayaan kampanye, ini menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia memiliki potensi untuk bergerak ke arah yang lebih baik. Dengan cara ini, pemimpin yang terpilih bukan hanya akan mewakili suara rakyat, tetapi juga mewakili aspirasi dan harapan dari setiap dukungan finansial yang telah diberikan dengan tulus oleh rakyat.

Selain itu, model seperti ini bisa mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang lebih inovatif dan berintegritas tinggi. Pilkada yang didukung oleh rakyat akan menghasilkan pemimpin yang benar-benar peka terhadap aspirasi rakyat dan lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Kesimpulan: Sumenep sebagai Pionir Demokrasi yang Sesungguhnya

Pilkada tanpa uang di Kabupaten Sumenep telah memberikan contoh nyata bagaimana demokrasi bisa berjalan dengan lebih bersih dan partisipatif. Ketika rakyat menjadi pendukung dan pemodal utama dalam Pilkada, maka demokrasi yang sesungguhnya bisa tercapai. Rakyat Sumenep telah membuktikan bahwa mereka menginginkan perubahan dan siap memberikan dukungan bagi calon pemimpin yang bersih, transparan, dan berintegritas.

Sumenep kini menjadi pionir dalam membangun demokrasi yang berbasis partisipasi rakyat, bukan pada transaksi uang. Semoga semangat ini dapat menginspirasi daerah-daerah lain di Indonesia untuk menciptakan Pilkada yang lebih sehat, lebih bermartabat, jujur, dan bebas dari politik uang. Demokrasi sejati adalah demokrasi yang tumbuh dari aspirasi rakyat, dan Kabupaten Sumenep menunjukkan bahwa perubahan yang lebih baik bisa dimulai dari niat yang tulus dan dukungan nyata dari masyarakat. Semoga artikel singkat ini memberikan inspirasi dan manfaat bagi kita semua, tetatap semangat. Salam ilmiah (NH)

Minggu, 17 November 2024

ISLAM: PELABUHAN TERAKHIR BAGI NEGARA-NEGARA BARAT DALAM MENCARI KEDAMAIAN DAN KETENANGAN JIWA


Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.con

 

Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia, banyak individu di negara-negara Barat mulai menghadapi krisis identitas, keletihan mental, dan kebutuhan spiritual yang mendalam. Di tengah perubahan budaya dan kemajuan teknologi yang luar biasa, sering kali kebahagiaan sejati terasa jauh dari jangkauan. Dalam konteks ini, Islam muncul sebagai "pelabuhan terakhir" bagi mereka yang mencari kedamaian dan ketenangan jiwa.

Artikel ini menganalisis bagaimana Islam menjadi daya tarik utama bagi negara-negara Barat dalam pencarian kedamaian, mulai dari peran nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari hingga meningkatnya jumlah konversi ke Islam. Fenomena ini menggambarkan relevansi Islam di dunia modern, terutama di tengah krisis spiritual yang melanda dunia Barat.

Meningkatnya Kebutuhan Spiritual di Negara Barat

Di Era Society 5.0, masyarakat Barat menghadapi peningkatan dalam hal stres dan depresi, di mana banyak yang merasa kehilangan arah. Meski memiliki kehidupan yang serba modern dan kecukupan materi, banyak dari mereka justru merasa kesepian dan hampa. Berdasarkan data dari The Guardian (2022), krisis mental di kalangan anak muda di negara-negara Barat mencapai titik kritis, dengan angka depresi yang terus meningkat. Banyak individu mulai mempertanyakan tujuan hidup dan mencari alternatif untuk menemukan kedamaian yang sejati.

Di tengah situasi ini, nilai-nilai spiritual yang sederhana namun mendalam dalam Islam menjadi daya tarik tersendiri. Islam menawarkan pola hidup yang terstruktur melalui ibadah harian, refleksi, serta disiplin spiritual yang dapat memberikan ketenangan dan arah hidup. Kesederhanaan ini memberikan makna yang hilang dalam kehidupan mereka, menjadikan Islam sebagai jalan menuju pemulihan jiwa.

Islam sebagai Panduan Hidup yang Holistik

Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga menekankan pentingnya hubungan horizontal dengan sesama manusia dan alam sekitar. Prinsip-prinsip Islam yang mencakup keadilan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, dan tanggung jawab sosial menjadi nilai-nilai yang relevan di era modern. Dalam Islam, seseorang diajarkan untuk hidup secara seimbang, memperhatikan kebutuhan duniawi dan akhirat. Ini sangat kontras dengan pandangan materialistis yang dominan di negara-negara Barat.

Menurut penelitian terbaru oleh Said dan Rahman (2023), terdapat peningkatan minat masyarakat Barat terhadap Islam sebagai sumber spiritual yang dapat memenuhi kebutuhan hidup holistik. Studi ini menunjukkan bahwa banyak konversi ke Islam terjadi di kalangan profesional muda yang merasa bahwa Islam menawarkan filosofi hidup yang mampu memberikan kepuasan lebih dalam dibandingkan dengan sekadar pencapaian material.

Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kedamaian dalam Islam

Islam adalah agama yang menekankan nilai-nilai kedamaian, keadilan, dan kasih sayang. Konsep rahmatan lil 'alamin yang berarti "rahmat bagi seluruh alam" mencerminkan nilai-nilai Islam sebagai agama yang cinta damai dan menghormati hak-hak kemanusiaan. Di tengah konflik dan perselisihan global, Islam mengajarkan solusi untuk mencapai kedamaian melalui keadilan dan empati. Ketika masyarakat Barat dihadapkan pada isu-isu ketidakadilan dan diskriminasi, mereka mulai melihat Islam sebagai jalan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Misalnya, salah satu survei oleh ResearchGate (2022) menemukan bahwa 65% responden non-Muslim di Eropa merasakan ketertarikan terhadap nilai-nilai Islam yang berkaitan dengan keadilan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari mereka merasa nilai-nilai kemanusiaan yang ditawarkan oleh Islam mampu memberikan pencerahan dan solusi bagi tantangan kehidupan modern yang kompleks.

Islam sebagai Alternatif dalam Menghadapi Krisis Identitas

Di negara-negara Barat, banyak individu yang menghadapi krisis identitas karena perubahan budaya yang cepat dan tekanan sosial. Islam memberikan rasa identitas yang kuat, dengan prinsip-prinsip yang kokoh tentang hakikat manusia, kehidupan, dan tujuan akhir. Islam membantu seseorang memahami tempatnya di dunia dan memberikan arahan yang jelas tentang bagaimana seharusnya hidup. Kejelasan ini memberikan kedamaian batin, yang sangat dibutuhkan di tengah era ketidakpastian ini.

Studi yang diterbitkan oleh jurnal Spiritual Psychology (2022) menunjukkan bahwa lebih dari 70% konversi ke Islam di Amerika Serikat terjadi pada individu yang mencari kedamaian batin. Islam, dengan panduan moral yang kuat dan tata cara ibadah yang konsisten, memberikan arah hidup yang kokoh dan stabilitas emosional yang mendalam. Islam menjadi jawaban bagi mereka yang merasa kehilangan identitas dan tujuan hidup di dunia yang serba cepat ini.

Konversi dan Dampak Islam terhadap Kehidupan di Barat

Fenomena konversi ke Islam di negara-negara Barat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini bukan hanya fenomena sosial, tetapi juga menunjukkan dampak signifikan Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka. Islam membantu mereka menemukan makna baru dan memberikan solusi nyata atas ketidakpastian hidup yang mereka hadapi. Banyak individu merasakan ketenangan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya setelah memeluk Islam.

Kisah-kisah konversi ini sering kali menggambarkan bagaimana Islam memberikan harapan baru. Misalnya, seorang profesor di Inggris yang baru-baru ini memeluk Islam merasa bahwa Islam memberinya kedamaian dan kepuasan batin yang tak tergantikan, sesuatu yang ia cari sepanjang hidupnya (Smith, 2023). Fenomena ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya menawarkan spiritualitas, tetapi juga ketenangan yang nyata bagi mereka yang mencari jalan kebenaran.

Kesimpulan

Islam telah menjadi "pelabuhan terakhir" bagi banyak individu di negara-negara Barat yang mencari kedamaian dan ketenangan jiwa. Dengan nilai-nilai kemanusiaan, kehidupan holistik, dan prinsip-prinsip yang memberikan arah hidup yang kokoh, Islam menawarkan solusi yang relevan di tengah krisis spiritual yang dialami masyarakat Barat. Fenomena ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mampu memberikan ketenangan batin serta solusi atas tantangan kehidupan modern.

Ke depannya, dengan semakin banyaknya individu di Barat yang menemukan kedamaian dalam Islam, harapannya adalah Islam dapat berperan lebih besar dalam membentuk dunia yang damai, adil, dan sejahtera. Fenomena ini juga menjadi peluang untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam secara lebih positif, memberikan pemahaman yang benar kepada dunia tentang Islam sebagai agama damai dan penuh kasih. Semoga artikel singkat ini memberikan manfaat  untuk kita semua dalam meng-upgrade ilmu pengetahuan, tetap semangat dan salam ilmiah! (NH)

Referensi:

  • Nugroho, R., & Wibisono, T. (2022). Efek Terapi Alam dalam Peningkatan Kesejahteraan Mental di Indonesia. Surabaya: Lingkar Literasi.
  • Smith, J. (2023). The Journey to Peace: Understanding Why Westerners Convert to Islam. London: Bloomsbury Academic.
  • ResearchGate. (2022). The Rise of Islam in the West: Understanding the Spiritual Attraction.

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...