Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Kamis, 21 November 2024

GUNAKAN POLITIK SEBAGAI JALAN MENUJU KEBAIKAN BERSAMA

 

Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com


Pendahuluan

Politik, sebagai seni dan ilmu mengatur negara, telah lama menjadi sarana utama dalam menentukan arah kehidupan masyarakat. Namun, dalam praktiknya, politik sering kali dikaitkan dengan perebutan kekuasaan, korupsi, dan intrik yang mengesampingkan nilai-nilai moral. Padahal, dalam esensinya, politik adalah alat untuk menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan harmoni sosial. Politik sebagai jalan menuju kebaikan bersama menuntut pelaku dan penggeraknya untuk mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya, memadukan visi moral dengan tindakan nyata.

Dalam konteks Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, politik memiliki peran strategis untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur. Artikel ini akan mengulas bagaimana politik dapat diarahkan sebagai instrumen menuju kebaikan bersama, mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi, serta memberikan rekomendasi untuk mewujudkan politik yang bermartabat dan berorientasi pada kepentingan publik.

Esensi Politik dalam Perspektif Filosofis dan Agama

Secara filosofis, Aristoteles dalam Politics menyebutkan bahwa politik adalah cara untuk mencapai bonum commune atau kebaikan bersama. Politik ideal seharusnya berfungsi sebagai sarana untuk mengatur kehidupan masyarakat agar selaras dengan prinsip keadilan dan kebajikan. Dalam konteks modern, politik dapat dipahami sebagai mekanisme pengambilan keputusan kolektif yang mencakup partisipasi masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas.

Dalam perspektif agama, khususnya Islam, politik memiliki nilai ibadah. Islam memandang politik (siyasah) sebagai pengelolaan kehidupan umat yang bertujuan mencapai kemaslahatan (maslahah). Prinsip-prinsip seperti keadilan (‘adl), amanah, dan ihsan menjadi fondasi bagaimana kekuasaan harus dijalankan. Maka, politik yang dijiwai nilai-nilai moral akan mendorong terciptanya masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Tantangan Politik Menuju Kebaikan Bersama

  1. Pragmatisme dan Transaksionalisme
    Politik di banyak negara, termasuk Indonesia, sering kali terjebak dalam pragmatisme yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek. Hal ini menciptakan politik transaksional yang merugikan masyarakat luas.
  2. Minimnya Integritas Pemimpin
    Sebagian besar aktor politik lebih fokus pada kepentingan pribadi atau kelompok dibandingkan dengan kebutuhan rakyat. Kurangnya integritas ini melemahkan kepercayaan publik terhadap institusi politik.
  3. Polarisasi Sosial
    Di era media digital, politik sering digunakan sebagai alat untuk memecah belah masyarakat berdasarkan identitas suku, agama, ras, dan golongan. Polarisasi ini menghambat terciptanya kebersamaan.
  4. Rendahnya Partisipasi Politik
    Kurangnya pendidikan politik membuat masyarakat kurang berperan aktif dalam proses politik. Hal ini menyebabkan pengambilan keputusan sering kali tidak mencerminkan aspirasi rakyat.
  5. Korupsi yang Sistemik
    Korupsi menjadi tantangan terbesar yang menghambat tercapainya kebaikan bersama. Penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi telah merusak kepercayaan rakyat.

Langkah Strategis untuk Mewujudkan Politik Bermartabat

  1. Peningkatan Literasi Politik
    Literasi politik harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan formal dan informal. Masyarakat yang memahami hak dan kewajibannya akan menjadi pengawas aktif dalam proses politik.
  2. Penguatan Etika Politik
    Partai politik harus menginternalisasi etika dalam perekrutan calon pemimpin. Calon pemimpin yang diusung harus memiliki rekam jejak bersih, integritas, dan komitmen terhadap pelayanan publik.
  3. Reformasi Sistem Pemilu
    Sistem pemilu yang transparan dan bebas dari politik uang akan menciptakan pemimpin yang benar-benar dipilih berdasarkan kapasitas dan komitmennya untuk melayani rakyat.
  4. Penggunaan Teknologi untuk Transparansi
    E-government dan teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan politik. Masyarakat dapat memantau kinerja pemerintah secara langsung melalui platform digital.
  5. Kolaborasi Antar-Lembaga
    Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, dan media diperlukan untuk menciptakan politik yang sehat. Semua pihak harus berperan aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan.

Politik sebagai Jalan Kebaikan Bersama: Studi Kasus

Salah satu contoh konkret adalah implementasi kebijakan open government di beberapa negara Skandinavia. Negara-negara ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik melalui transparansi, keterlibatan masyarakat, dan penghapusan korupsi. Di Indonesia, gerakan Smart City di beberapa kota besar menunjukkan potensi teknologi untuk mendorong akuntabilitas pemerintah.

Selain itu, kampanye politik berbasis nilai, seperti yang dilakukan beberapa tokoh nasional, menunjukkan bahwa politik yang memprioritaskan visi moral dapat menarik dukungan luas dari masyarakat.

Kesimpulan

Politik, jika dijalankan dengan integritas dan dedikasi, adalah alat yang sangat efektif untuk menciptakan kebaikan bersama. Namun, untuk mewujudkannya, dibutuhkan perubahan paradigma yang menempatkan kepentingan rakyat di atas segala kepentingan pribadi atau golongan. Pendidikan politik, penguatan etika, reformasi sistem, dan kolaborasi lintas sektor adalah langkah-langkah strategis yang harus diambil untuk menciptakan politik yang bermartabat.

Dengan komitmen bersama, politik dapat menjadi jalan menuju masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis. Maka, mari kita gunakan politik sebagai instrumen untuk membangun masa depan yang lebih baik, bukan sebagai alat untuk memperburuk keadaan. Semoga artikel singkat ini dapat memberikan bermanfaat untuk kita semua. Tetap semangat, salam ilmiah!. (NH)

Referensi:

  1. Aristotle. (1984). Politics. Cambridge University Press.
  2. Fukuyama, F. (2011). The Origins of Political Order. Farrar, Straus and Giroux.
  3. Huntington, S. P. (1991). The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century. University of Oklahoma Press.
  4. Kuntowijoyo. (2017). Identitas Politik Umat Islam. Mizan.
  5. Transparency International. (2023). Corruption Perceptions Index 2022.
  6. Wahid, A. (2007). Islamku, Islam Anda, Islam Kita. The Wahid Institute.

Rabu, 20 November 2024

MELURUSKAN MEDIA TERKAIT ISTILAH CAROK DI MADURA YANG SALAH DIARTIKAN

Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 

Carok adalah sebuah istilah yang kerap diasosiasikan dengan Madura, namun sering kali disalahartikan oleh publik, terutama melalui pemberitaan media yang tidak berimbang. Dalam wacana populer, carok dianggap identik dengan tindakan kekerasan yang brutal dan tidak terkendali. Narasi ini tidak hanya merugikan citra masyarakat Madura tetapi juga menyederhanakan kompleksitas budaya yang melatarbelakanginya. Artikel ini bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman terkait carok dengan mengupas akar budaya, konteks historis, dan peran media dalam membentuk opini publik.

Carok: Tradisi, Kehormatan, dan Makna Budaya

Dalam tradisi Madura, carok tidak serta-merta merujuk pada tindakan kekerasan, melainkan merupakan respons terhadap pelanggaran kehormatan yang dianggap sangat serius. Menurut Wahyudi (2023), carok adalah bentuk terakhir dari penyelesaian konflik yang terjadi ketika jalan musyawarah atau mediasi gagal memberikan keadilan. Bagi masyarakat Madura, harga diri (kesombheran) merupakan nilai yang sangat penting. Pelanggaran terhadap kehormatan ini, terutama yang melibatkan keluarga, sering kali menjadi pemicu terjadinya carok.

Meski demikian, penting untuk dicatat bahwa praktik carok tidak mewakili seluruh dinamika kehidupan masyarakat Madura. Sebaliknya, masyarakat Madura dikenal memiliki tradisi religius yang kuat, gotong royong, dan nilai harmoni yang tinggi dalam kehidupan sosial mereka.

Salah Kaprah dalam Pemberitaan Media

Sayangnya, media sering kali menggambarkan carok sebagai ciri khas kekerasan masyarakat Madura. Peliputan yang sensasional cenderung mengabaikan konteks budaya dan nilai-nilai yang mendasari tindakan tersebut. Media lebih berfokus pada aspek dramatis dan kekerasan tanpa memberikan ruang untuk analisis yang lebih mendalam.

Menurut penelitian oleh Ardiansyah (2023), 70% berita tentang carok di media nasional hanya menyoroti aspek kriminalnya, tanpa melibatkan ahli budaya atau masyarakat lokal untuk memberikan perspektif yang seimbang. Akibatnya, masyarakat luar memiliki pandangan yang terdistorsi tentang Madura, yang dianggap sebagai wilayah yang penuh konflik dan kekerasan.

Peran Edukasi dan Narasi Positif

Meluruskan narasi tentang carok memerlukan pendekatan edukatif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk media, akademisi, dan komunitas lokal. Langkah pertama adalah memperkenalkan kepada publik tentang nilai-nilai luhur masyarakat Madura yang lebih luas, seperti religiusitas, solidaritas, dan semangat gotong royong.

Kedua, media harus mengadopsi pendekatan peliputan yang lebih berimbang dan mendalam. Liputan yang hanya menyoroti aspek kekerasan harus diimbangi dengan pemberitaan yang mengedukasi masyarakat tentang budaya Madura secara keseluruhan. Menurut Hidayat (2023), pelibatan ahli budaya dalam peliputan kasus carok dapat membantu menjelaskan latar belakang budaya dan mencegah stigmatisasi.

Ketiga, pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Madura harus aktif dalam mengubah narasi publik. Kampanye budaya, festival, dan dialog antarbudaya dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan sisi positif dari tradisi Madura yang sering kali luput dari perhatian publik.

Upaya Pelurusan Stigma Melalui Teknologi dan Inovasi

Dalam era digital, teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk meluruskan stigma terkait carok. Konten kreatif seperti video dokumenter, artikel ilmiah populer, dan kampanye media sosial dapat digunakan untuk memperkenalkan budaya Madura kepada generasi muda. Menurut Nasution (2023), platform digital seperti YouTube dan Instagram telah membantu masyarakat lokal untuk menceritakan kisah mereka sendiri, tanpa melalui filter media arus utama yang sering kali bias.

Selain itu, pendidikan formal juga memiliki peran penting dalam menanamkan pemahaman yang benar tentang tradisi Madura. Dengan memasukkan kajian budaya lokal ke dalam kurikulum sekolah, generasi muda dapat belajar untuk menghormati dan memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Kesimpulan

Kesalahpahaman tentang carok sebagai simbol kekerasan Madura tidak hanya merugikan citra masyarakat Madura tetapi juga mengabaikan nilai-nilai luhur yang sebenarnya menjadi inti dari budaya lokal. Dengan pemberitaan media yang lebih berimbang, pendidikan yang tepat, dan penggunaan teknologi untuk kampanye narasi positif, pandangan publik tentang carok dapat diluruskan. Pada akhirnya, carok bukanlah sekadar tindakan kekerasan, melainkan cerminan kompleksitas budaya yang memerlukan pemahaman mendalam, bukan penghakiman dangkal. Demikian artikel singkat ini saya tulis, semoga bermanfatat. Tetap semangat salam  ilmiah!. (NH)

Referensi:

  1. Ardiansyah, R. (2023). "Representasi Media terhadap Tradisi Carok di Madura." Jurnal Komunikasi dan Budaya Nusantara, 14(2), 45-60.
  2. Hidayat, M. (2023). Budaya dan Konflik: Studi tentang Carok di Madura. Surabaya: Airlangga University Press.
  3. Nasution, S. (2023). "Penggunaan Media Digital untuk Meluruskan Narasi Budaya." Jurnal Teknologi dan Kebudayaan, 9(1), 88-104.
  4. Wahyudi, D. (2023). Tradisi Madura dalam Perspektif Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

INTEGRITASMU ADALAH MASA DEPANMU

 

Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M

E-mail: nurul.huda.macintosh@gmail.com

 

Integritas adalah fondasi utama yang menentukan kualitas hidup seseorang dan kesuksesan yang akan diraihnya. Dalam konteks individu maupun organisasi, integritas menjadi kunci dalam membangun kepercayaan, kredibilitas, dan reputasi yang baik. Ketika seseorang menjunjung tinggi integritas, ia tidak hanya menjaga konsistensi antara kata dan perbuatannya tetapi juga memastikan bahwa setiap tindakannya sesuai dengan prinsip moral dan etika.

Makna Integritas dalam Kehidupan

Integritas berasal dari kata Latin integer yang berarti utuh atau tidak tercela. Dalam kehidupan, integritas mencakup kejujuran, keteguhan hati dalam berprinsip, dan kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Menurut Covey (2021), integritas bukan hanya tentang berbicara yang benar tetapi juga melakukan yang benar meskipun tidak ada yang melihat.

Individu yang berintegritas memiliki panduan moral yang kokoh. Mereka mampu membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, bukan sekadar berdasarkan tekanan eksternal atau keuntungan sesaat. Dalam jangka panjang, integritas menjadi penentu utama dalam meraih keberhasilan yang berkelanjutan dan bermakna.

Integritas Sebagai Aset Masa Depan

Integritas bukan hanya soal moralitas tetapi juga tentang strategi untuk meraih masa depan yang sukses. Dalam dunia kerja, seorang profesional yang dikenal berintegritas cenderung dipercaya oleh kolega, atasan, dan kliennya. Kepercayaan ini berperan penting dalam membangun jaringan, menciptakan peluang karier, dan memastikan kelangsungan hubungan kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Treviño (2022) menunjukkan bahwa pemimpin yang berintegritas mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Mereka tidak hanya dihormati tetapi juga menginspirasi orang lain untuk menunjukkan perilaku yang serupa. Dalam jangka panjang, hal ini meningkatkan loyalitas, komitmen, dan efisiensi organisasi.

Bagi generasi muda, integritas adalah modal yang sangat berharga. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan godaan untuk mengambil jalan pintas, integritas menjadi pembeda antara mereka yang hanya sukses sementara dan mereka yang sukses dengan keberlanjutan.

Tantangan dalam Menjaga Integritas

Di era modern, menjaga integritas menjadi tantangan yang tidak mudah. Globalisasi, tekanan untuk memenuhi target, dan godaan untuk mengejar keuntungan instan sering kali menjadi ujian bagi seseorang. Namun, kehilangan integritas memiliki konsekuensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan keuntungan sesaat.

Menurunnya integritas tidak hanya merugikan individu tetapi juga dapat merusak tatanan masyarakat. Ketika integritas diabaikan, korupsi, manipulasi, dan pelanggaran etika akan berkembang, yang pada akhirnya menghancurkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, integritas harus dijadikan sebagai komitmen pribadi dan bersama yang tidak bisa dinegosiasikan.

Membangun Integritas untuk Masa Depan

Untuk memastikan bahwa integritas tetap menjadi prioritas dalam setiap aspek kehidupan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Menanamkan Nilai-Nilai Moral Sejak Dini
    Pendidikan keluarga dan lingkungan menjadi fondasi dalam membentuk karakter yang berintegritas. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi kejujuran dan tanggung jawab cenderung membawa nilai-nilai tersebut hingga dewasa.
  2. Berkomitmen pada Prinsip-Prinsip Hidup
    Setiap individu harus memiliki prinsip hidup yang jelas dan teguh memegangnya, bahkan dalam situasi sulit. Dengan demikian, keputusan yang diambil selalu mencerminkan nilai-nilai yang diyakini.
  3. Belajar dari Kesalahan
    Tidak ada manusia yang sempurna. Namun, belajar dari kesalahan dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya adalah bagian penting dari integritas.
  4. Menjaga Transparansi
    Dalam hubungan sosial dan profesional, transparansi adalah salah satu cara untuk membangun kepercayaan. Bersikap terbuka dan jujur membantu menjaga reputasi dan kredibilitas.

Penutup

Integritas adalah kompas moral yang menentukan arah masa depan seseorang. Dengan menjunjung tinggi integritas, individu tidak hanya membangun reputasi yang baik tetapi juga menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Dalam dunia yang terus berubah, integritas menjadi nilai abadi yang menjamin keberhasilan dan kebermaknaan hidup. Oleh karena itu, menjadikan integritas sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan adalah investasi terbaik untuk masa depan.  Semoga artikel singkat ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat untuk kita semua.  Tetap semangat, salam ilmiah! (NH)

Daftar Pustaka

  • Brown, M. E., & Treviño, L. K. (2022). Ethical Leadership and Organizational Behavior: Insights and Implications. Journal of Business Ethics, 45(1), 85-101.
  • Covey, S. R. (2021). The Speed of Trust: The One Thing That Changes Everything. New York: Free Press.
  • Kidder, R. M. (2023). How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living. HarperCollins.
  • Treviño, L. K., & Nelson, K. A. (2022). Managing Business Ethics: Straight Talk about How to Do It Right. Wiley.

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...