Salah satu faktor dan kunci yang
sangat penting dalam menentukan sebuah perkembangan organisasi, perusahaan
maupun instiusi adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Pentingnya membangun SDM (Sumber Daya
Manusia) Indonesia karena memiliki peran utama dalam menghadapi tantangan global. Memenangkan
persaingan bisnis global, tentu tidak mudah karena akan
membawa
konsekuensi terhadap ketatnya
persaingan ditengah ketidakpastian
global, maka diperlukan langkah
strategis oleh seluruh pemangku kepentingan
di negeri ini dan
harus didukung penuh oleh
seluruh komponen bangsa Indonesia.
Digitalisasi industri telah merubah gaya hidup manusia
modern, maka diperlukan penguatan SDM (Sumber Daya Manusia)
menuju manusia unggul dengan kreativitas
tinggi
tentu saja harus
memiliki korelasi yang erat dengan
peningkatan produktivitas kerja, dalam memenangkan persaingan global ditengah perubahan-perubahan
yang berlangsung cepat baik
dalam dunia bisnis, ekonomi, sosial
politik dan budaya.
Kalau kita perhatikan sampai saat ini, Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI) Indonesia masih dibilang tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain di dunia. Jangankan dibandingkan dengan negara maju, bahkan dengan negara ASEAN saja saat ini Indonesia masih tertinggal jauh. Ketertinggalan tersebut perlu para pemangku kepentingan menyiapkan langkah-langkah strategis yang tepat sasaran supaya indeks modal manusia Indonesia kedepan bisa naik dan lebih produktif. Salah satunya adalah memprioritaskan langkah-langkah strategis para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah dengan menggenjot SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul.
Produktivitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang professional dan unggul akan tercipta lebih maksimal, apabila para pemangku kepentingan melakukan konsolidasi dengan baik, tepat sasaran dengan memprioritaskan dukungan maksimal dari pemerintah berupa anggaran yang tepat sasaran sehingga diharapkan mampu mengubah dari hal yang tidak produktif menjadi produktif dimana hasil yang dicapai lebih maksimal dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Banyak para peneliti yang berkaitan langsung dengan
aktivitas SDM (Sumber
Daya Manusia) salah satunya adalah
dari Ernst & Young menemukan terjadi
pengulangan aktivitas yang sama dengan waktu yang dihabiskan sekitar
93%. Maka dari itu juga, diperkirakan ada sekitar 65% dari aktivitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang
dapat diotomatisasi. Peran besar robotics dan autonomous agents adalah dengan
penggunaan Robotic Process Automation
(RPA) dimana sistem atau aplikasi
yang dibangun dengan menggunakan high teknologi
yang diatur dan di desain sedemikian rupa oleh
rangkaian logika bisnis dan input yang
terstruktur atau terorganisir
untuk mengotomatisasi proses bisnis. Robotic
Process Automation (RPA) dapat mengotomatisasi banyak
hal seperti kemampuan menganalisa
alur kerja, personalisasi massal, kesempatan atau pemberian saran kepada SDM (Sumber
Daya Manusia).
Ruang ancaman beberapa tahun ke
depan, mau tidak mau dan dipastikan banyak pekerjaan yang
akan digantikan oleh robot dan Artificial
Intelegent (AI) atau kecerdasan buatan. Era revolusi industri 4.0 dan
society 5.0 saat ini di prediksi ada sekitar jutaan orang di dunia akan kehilangan pekerjaannya atau beralih profesi. Disisi lain ada juga bidang pekerjaan yang tetap tidak
tergantikan di antarnya profesi seorang dosen/guru,
dokter bedah, psikolog
dan lain-lain. Untuk itu SDM (Sumber Daya Manusia)
Indonesia diharuskan memiliki kemampuan
daya saing tinggi dan professional mengingat
saat ini SDM (Sumber Daya Manusia)
Indonesia masih ketinggalan jauh
dibanding banyak negara bahkan di antara negara Asean.
Robotisasi di masa depan merupakan ancaman yang nyata dan tidak bisa dihindari
namun jangan sampai SDM (Sumber
Daya Manusia) kita dikendalikan oleh robot dan Artificial Intelegent
(AI) atau kecerdasan buatan maka perlu dipersiapkan kebijakan yang tepat
sasaran dengan memeberikan pembekalan kompetensi
digital bagi SDM (Sumber Daya Manusia)
Indonesia mengingat
ancaman robotisasi di masa depan
bakal nyata kita hadapi. Jika SDM (Sumber
Daya Manusia) Indonesia
tidak
dibekali dengan kompetensi digital, maka dipasatikan
masa depan Indonesia akan digerus dan terganti oleh teknologi
robotisasi berbasis data yang diolah oleh mechine
learning dan Artificial Intelegent
(AI) atau kecerdasan buatan. Melalui
teknologi informasi dan komunikasi dipastikan juga akan meningkatkan interaksi, konektivitas, dan juga hampir tidak ada
batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya.
Menoleh sejenak kebelakang bahwa pemerintah
Indonesia dalam rangka memasuki era digital (revolusi
industry 4.0) sudah mencanangkan Making Indonesia 4.0. sebagai sebuah roadmap yang terintegrasi
untuk mengimplementasikan sejumlah strategi
yang berkaitan langsung dengan teknologi utama yang diharapkan mampu menopang
pembangunan sistem revolusi industri 4.0 salah
satunya adalah internet
of things, human machine interface,
sensor, artificial
intelligence, teknologi robotika serta 3D printing.
Hadirnya teknologi digital saat ini tidak hanya mengubah pasar
dan perekonomian dunia karena secara
tidak langsung telah merubah juga cara pikir individu terhadap masa depannya
apakah tetap bertahan dengan cara klasik atau aktivitasnya akan dipaksa oleh
sistem atau tergantikan dengan hadirnya teknologi robotika? Perkembangan
teknologi dipastikan hadir dan berkembang secara
cepat dan pesat dan
dipastikan juga akan mengubah berbagai aspek kehidupan
masyarakat, karena teknologi hadir tidak bisa dilihat dari segi
manfaatnya saja melainkan
kita juga harus memahami tantangan kedepan yang akan dihadapi serta
bagaimana bisa bekerja sama untuk menjawab tantangan tersebut.
Dari gambaran diatas maka perlu
diperhatikan dan dipahami
bersama termasuk pemangku kebijakan dalam hal ini
pemerintah Indonesia bukan sekadar transformasi teknologi
saja, tapi juga terdapat tiga hal
penting yang paling mendasar
yang harus bertransformasi yaitu:
SDM (Sumber Daya Manusia),
faktor regulasi, dan teknologinya sendiri. Dari
ketiga hal tersebut, yang perlu perhatian
khusus adalah menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul, professional, tentu saja didalamnya ada
imtaq dan iptek, karena
SDM (Sumber Daya Manusia) itu sendiri merupakan faktor
kunci keberhasilan penerapan revolusi industri ke-4, ke-5 dan seterusnya. Tanpa
SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal,
mumpuni, mustahil
mencapai transformasi tersebut karena saat ini
dan dipastikan hampir seluruh negara maju di dunia berlomba-lomba mendorong
kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia) agar
bisa berkiprah lebih aktif dan produktif.
Pesan penulis jangan sampai kita dikendalikan oleh teknologi tapi kita harus
mengendalikan teknologi dan gunakan teknologi itu dengan bijak. Semoga artikel
ini memberikan inspirasi. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar