Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Jumat, 23 Agustus 2019

Cara Penulisan Jurnal Penelitian

Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk mengembangkan sebuah penelitian yang telah dituliskan serta menjadi acuan untuk para peneliti lainnya yang sedang melakukan kegiatan penelitian. Dalam penyusunannya jurnal tidak seperti membuat tulisan biasa. Ada beberapa pakem yang harus dipenuhi. Misalnya dalam hal susunan bab tulisan.  Di era baru pendidikan kita sekarang menuntut jurnal sebagai syarat utama dalam berbagai moment seperti kenaikan pangkat, penilaian kinerja dll sudah menjadi kewajiban bagi dosen.
Tiap jurnal yang terbit pun tidak terlepas dari beberapa kaidah atau aturan yang berbeda-beda, tergantung porsi yang diinginkan penerbit. Kali ini penulis ingin mencoba berbagi sedikit pengetahuan bagaimana cara dan prosedur dalam penulisan jurnal. Sebelum kita lebih jauh membahas tentang pembuatan jurnal lebih baik kita kenalan dulu.

Apa itu jurnal?

Pengertian jurnal adalah sebuah publikasi periodik dalam bentuk artikel yang diterbitkan secara berkala, dalam hal ini biasanya jurnal diterbitkan pada interval waktu tertentu seperti setiap 4 bulan atau setiap 1 tahun. Jurnal memiliki beberapa jenis yang diantaranya adalah Professional or Trade Journals, Popular Journals, dan Scholarly Journals. (wikipedia)
Jurnal adalah publikasi ilmiah yang berisi kumpulan artikel dan pada umumnya terbit secara reguler, seperti misalnya dua kali atau empat kali dalam setahun. Naskah artikel yang ditulis untuk jurnal direview atau dievaluasi oleh tim reviewer sebelum masuk ke meja editorial jurnal. Reviewer artikel jurnal biasanya lebih dari satu orang yang merupakan pakar di bidang studi tertentu sesuai dengan topik yang ditulis dalam artikel.
Jurnal pada umumnya berisi sejumlah referensi yang menjadi rujukan penulisan tiap artikel. Jenis artikel yang ditulis tak sebatas laporan penelitian, namun bisa pula berupa review literatur. Artikel jurnal yang menrupakan laporan penelitian secara tipikal terdiri dari beberapa bagian dari judul, abstrak, deskripsi pengantar, kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, diskusi dan implikasi hasil penelitian. Kadang disertai usulan tentang agenda riset lanjutan dan rekomendasi.
Pada umumnya jurnal memiliki cakupan materi yang luas namun sangat padat, hanya terdiri dari 6 hingga 8 halaman, namun di setiap kalimatnya bernilai ilmu pengetahuan. Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk mengembangkan sebuah penelitian yang telah dituliskan serta menjadi acuan untuk para peneliti lainnya sedang melakukan kegiatan penelitian yang sejenis.
Jurnal pada umumnya berisi sejumlah referensi yang menjadi rujukan penulisan tiap artikel. Jenis artikel yang ditulis tak sebatas laporan penelitian, namun bisa pula berupa review literatur.

Susunan Jurnal yang Benar

1. Judul
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Bahan dan Metode
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka

Penjelasan bagian-bagian Jurnal, sebagai berikut :

1. Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Judul tidak boleh memiliki makna ganda. Disarankan tidak boleh lebih dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan lebih dari 10 kata jurnal berbahasa Inggris. Judul ditulis di tengah atas halaman, menggunakan huruf kapital, dan dicetak tebal.
2. Nama
Nama Penulis, Nama Pembimbing I, Nama Pembimbing II, tanpa gelar akademik dianjurkan disertai nama lembaga (afiliasi : nama prodi, fakultas, dan universitas), serta dianjurkan menyertakan alamat dan email.
3. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin-poin paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyususn deskripsi singkat tentang jurnal yang telah dibuat. Penulisan abstrak diketik menggunakan 1 spasi.
4. Kata Kunci
Kata kunci sebanyak 3-5 kata, diambil dari inti yang akan dibahas dalam penelitian.
5. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian dilakukan, uraian permasalahan yang akan diteliti, dikaitkan dengan teori, dan diakhiri dengan tujuan dilaksanakan penelitian tersebut. Penulisan diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 4-6 halaman.
6. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar bisa dipublikasikan. Penulisan Metode diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 1 halaman.
7. Pembahasan/Hasil Pembahasan
Pembahasan dapat dibagi dalam beberapa sub bagian. Diketik dalam 2 spasi. Penulisan kurang lebih 4-6 halaman. Dalam pembahasan membandingkan hasil penelitian dengan model atau teori yang diacu, dan menghubungkan hasil penelitian Anda dan penelitian sebelumnya dengan menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kualitatif, sedangkan Hasil dan Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kuantitatif.
8. Simpulan
Dalam simpulan yang dibahas pembuktian hipotesis dari penelitian, ditulis ringkas yang memuat informasi yang cukup sehingga pembaca mengetahui bahwa telah membuktikan hipotesis yang telah dilakukan dan dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan metode. Dan biasanya terdapat saran yang berisi kemungkinan penelitian lebih lanjut, dan potensi-potensi yang dimiliki metode yang dipakai dapat dimasukkan.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu ganti halaman baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Jenis penulisan daftar pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua.
Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsure-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya.
Selamat menulis!!
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnal_ilmiah
https://edukasi.kompas.com
http://eviwijaya29.blogspot.comhttps://sevima.com/cara-mudah-membuat-jurnal-ilmiah-yang-benar-dan-baik/

Kamis, 22 Agustus 2019

MP3 PLAYER DENGAN VISUAL BASIC 6.0

CARA MEMBUAT MP3 PLAYER DI VISUAL BASIC 6.0

 
Membuat MP3 Player, kata siapa susah?
Bagi yang berminat membuat MP3 Player (sederhana), coba baca postingan ini.
Mungkin, biasanya Pemutar MP3 sudah ada yang bawaan dari system operasinya, misalkan Windows Media Player yang terdapat di Microsoft Windows, tapi apasalahnya jika anda membuat sendiri?, mungkin jika anda berhasil membuat MP3 Player, anda bisa Berpuas diri memutar Lagu dengan Aplikasi buatan anda sendiri.
dan ini Langkah-Langkahnya :
1. Buka Visual Basic 6.0
2. Pilih Standard EXE
3. dan Tambahkan Komponen (dengan tombol keyboard 'Ctrl+T'), dan tambahkan komponen Microsoft Common Dialog Control (6.0) dan Microsoft Multimedia Control (6.0)

4. Klik Terapkan, dan Ok
5. Atur lebar form, sesuai yang anda inginkan
6. Lalu, buatlah 1 buah Label, 4 buah Command Button,1 buah MMControl dan 1 buah Common Dialog, seperti dibawah ini :
 
7. Aturlah Semua Properties Objek sesuai dibawah ini :
Komponen  Properti  Nilai
Form = Name = Form1
             Caption = Audio Player
Label = Name = lblLagu
              Caption = (kosongkan)
              BackColor = &H00FFFFFF&
Command1 = Name = cmdBuka
                        Caption = &Buka
Command2 = Name = cmdPlay
                        Caption = Play
Command3 = Name = cmdStop
                        Caption = Stop
Command4 = Name = cmdKeluar
                        Caption = Keluar
MMControl = Name = Mmc
                         Visible = False
CommonDialog = Name = BukaFile

8. Gambar dibawah ini adalah tampilan Form setelah selesai dilakukan pengaturan di jendela Properties. (Perhatian : Pada saat program dijalankan MMControl dan CommonDialog tidak akan tampil)

9. Sekarang, tinggal Proses Coding yang berfungsi sebagai perintah agar aplikasi program yang kita buat bisa digunakan. Caranya Klik View > Code .
10. Lalu Ketikan, ataupun Copy-Paste code di bawah ini pada halaman Coding :

Private Sub cmdBuka_Click()
On Error Resume Next
BukaFile.Filter = "MP3|*.mp3|"
BukaFile.ShowOpen
Mmc.FileName = BukaFile.FileName
Mmc.Command = "close"
Mmc.Command = "open"
Label1.Caption = BukaFile.FileTitle
End Sub
Private Sub cmdKeluar_Click()
Unload Me
End Sub
Private Sub cmdPlay_Click()
Mmc.Command = "seek"
Mmc.Command = "play"
End Sub
Private Sub cmdStop_Click()
Mmc.Command = "seek"
Mmc.Command = "stop"
End Sub

11. Setelah memasukan coding diatas, coba anda klik Start, atau bisa dengan menggunakan tombol key F5 untuk menjalankan program
12. Cobalah masukkan lagu dengan cara klik tombol Buka (Perhatian : jenis File yang diterima berformat MP3), setelah lagu masuk, klik tombol Play untuk memainkan/ memutar lagu, jika ingin berhenti klik tombol Stop, jika ingin menutup program klik tombol Keluar. Bagaimana mudah bukan?
13. Sekarang andapun bisa memperindah tampilan aplikasi program Audio Player anda, cobalah berkreasi dengan desain

Selasa, 25 Juni 2019

Konflik Kepentingan PPDB (2)

Sumber : Mr. Slamet, M.Pd


Polemik penerapan sistem zonasi/jarak dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 berbuntut panjang. Protes wali murid di berbagai kota menjadi pangkal dari persoalan kekinian tersebut.  

Permen No. 14/2018 yang awalnya bertujuan untuk pemerataan akses dan mutu pendidikan ternyata tidak sesuai kenyataan. Yang terjadi malah kisruh dan demo para wali siswa terjadi di mana-mana. Paling kentara di Surabaya. Ujungnya, permen dengan semangat kekinian itu ditangguhkan sementara penerapannya. 

Polemik ini bukan hanya semata soal zonasi yang hanya mempertimbangkan akses dan jarak tinggal ke sekolah. Lebih dari itu, ini persoalan rasa kepercayaan diri siswa/i yang memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tinggi. Karena terhalang oleh jarak, siswa yang memiliki keahlian terdepak dari perebutan "kunci sekolah". 

Secara pribadi, saya mengapresiasi semangat permen tersebut. Tapi, pencetus kebijakan semestinya melakukan social, place mapping lokasi sekolah. Terutama, sekolah yang berada di desa. Sangat kentara penerapan itu terkesan dipaksakan, mengingat sekolah negeri di di daerah kecil bertumpu ditengah kota. 

Dengan gambaran diatas, pengetatan gerbang (tes masuk) sebagaimana catatan saudara Nurul Huda, S.E., M.M si Dosen Prodi Ekonomi Syariah STAIM Sumenep terbantahkan dengan sendirinya. Pinjam bahasanya Ariginanjar Sasmita, ini bukan hanya tes-tes Intelektual Question (IQ). Tapi, mari perlebar persoalan ini kepada tes Emotional Question (EQ), utamanya Spritual (QS).  Pertanyaanya apa motif dibalik penerapan permen tersebut? Siapa yang berkepentingan? 

Jika motif penerapan permen didasarkan pada pembiaran sekolah yang melanggar batas-batas jarak pendirian sekolah, saya kira maklum. Jelas permendikbud mengenai jarak itu,  melarang sekolah setingkat SD berada dalam jarak tiga kilometer. Sedangkan SMP berjarak tujuh kilometer. 

Tapi, kenapa fakta dilapangan larangan dalam permen dilanggar. Banyak desa-desa di Madura tidak memakai larangan batas-batas tersebut. Dampaknya, "rebutan siswa" tak terelakkan. Lembaga yang kuat secara finansial lebih mendominasi jumlah siswa. Nah, kalau hadirnya permen itu berdasarkan pemerataan. Kenapa larangan batas ini dibiarkan?  Aneh. 

Jamak kita ketahui, ganti menteri ganti kebijakan, bahasa ini seperti menjadi adagium yang berimage jelek. Bagi saya, permen itu dikeluarkan imbas dari fenomena sosial dan kemasyarakatan kita dewasa ini. Seperti yang sudah digambarkan diatas. Tinggal kita mau serius apa tidak?  Itu saja. 

Terlepas dari permen yang tumpang tindih, kita semua harus sadar, semua punya tanggungjawab moral. Itupun kalau kita mau menyadarinya. Terpenting, pendidikan harus diletakkan diatas segala-galanya, kita semua pendidik. Sebagaimana Dwi Nugroho Hidayanto mengatakan, Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Kategori pendidik itu adalah orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...