Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Selasa, 12 November 2019

Cara Menambahkan Jurnal/Artikel Ilmiah di Google Scholar

http://hudasemm.blogspot.com/
Google Cendekia adalah layanan yang memungkinkan pengguna malakukan pencarian materi-materi pelajaran berupa teks dalam berbagai format publikasi. Diluncurkan pada tahun 2004, indeks Google Cendekia mencakup jurnal-jurnal online dari publikasi ilmiah. Wikipedia.

Jenis artikel yang dapat di indeks di Google Scholar tidak hanya artikel dari jurnal ilmiah dan proceding hasil seminar. Namun bisa juga berupa  book chapterbuku, tesis, paten, dan lain sebagainya.

Cara Menambahkan Jurnal/Artikel Ilmiah di Google Scholar
Adalah sebagai berikut:
1. Login ke Google Scholar
Login dengan menggunakan alamat e-mail Anda.









2. Klik ‘Tombol +’
Cara Menambahkan Artikel di Google Scholar








Setelah Anda klik ‘Tombol +’ yang berada dibawah foto profil Anda, kemudian pilih opsi seperti pada gambar diatas. Anda dapat menambahkan grup artikel, menambahkan artikel secara otomatis, menambahkan artikel secara manual dan mengonfigurasi update terkait artikel Anda.

3. Pilih ‘Tambahkan Artikel Secara Manual’
Jika Anda ingin menambahkan artikel yang sudah publish namun belum terindeks di Google Scholar, Anda dapat memilih opsi ‘Tambahkan Artikel Secara Manual’. Akan tetapi kalau Anda memilih ‘Tambahkan Artikel’ maka Anda akan diarahkan untuk menambahkan secara otomatis.
Jenis Artikel di Google Scholar











Setelah Anda memilih ‘Tambahkan Artikel Secara Manual’, Anda diberikan pilihan jenis artikel yang ingin Anda masukkan. Apakah berupa jurnal, proseding hasil seminar nasional maupun internasional, book chapter, buku, tesis, paten, dan lain sebagainya. Anda dapat mengisi kolom yang disediakan menurut keperluan.
Misalnya Anda ingin memasukkan jurnal ilmiah, maka Anda perlu menuliskan judul, pengarang, tanggal terbit, nama jurnal, jilid, terbitan, halaman dan penerbit seperti tampak pada gambar.

KEUNGGULAN CARA MANUAL
Cara memasukkan artikel ilmiah ke Google Scholar dengan cara otomatis memang lebih cepat, namun kadang tidak tepat cara memasukkannya. Kadang artikel milik orang lain masuk dalam list di akun Google Scholar Anda. Tapi kalau Anda menggunakan cara manual, Anda dapat menentukan artikel dengan tepat.
Itulah cara menambahkan artikel ilmiah ke Google Scholar yang dapat Anda lakukan. Anda tidak hanya dapat menambahkan artikel baru, namun juga dapat mengurangi atau menghapus artikel yang bukan milik Anda. Anda juga dapat melakukan pengeditan nama penulis, asal instansi, alamat email, dan lain sebagainya. Semoga Bermanfaat.

Rabu, 02 Oktober 2019

Dinamika Pendidikan Indonesia Abad 21


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Indonesia memiliki  4 jenjang pendidikan atau tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, yaitu jenjang pendidikan yang paling rendah adalah Pendidikan anak usia dini, selanjutnya Pendidikan dasar yang ditempuh selama 9 tahun di Sekolah Dasar, dan 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama, dan berikutnya adalah jenjang Pendidikan menengah yaitu jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar, yang ditempuh selama 3 tahun di Sekolah Menengah Atas, dan yang terakhir adalah jenjang Pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah dan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doctor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Semua penduduk Indonesia wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama.
Pemerintah terus membuat kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan. Diantaranya adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS), kebijakan ini merupakan kebijakan pada tahun 2005 saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan adanya bantuan ini, dapat membantu pembangunan dan operasional sekolah. Banyak program-program sekolah yang dapat dilaksanakan dengan adanya bantuan ini sehingga dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Bantuan Operasional Sekolah ini membantu mengembangkan peningkatan tingkat kecerdasan dan kretivitas siswa melalui pengembangan diri. Namun dalam pelaksanaannya, banyak kendala dan masalah yang ditemukan dari Bantuan Operasional Sekolah. Dana ini menjadi sasaran korupsi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak disalurkan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi dikarenakan perubahan mekanisme penyaluran dana BOS yang awalnya langsung ditransfer kepada rekening sekolah, namun ditransfer kepada Pemerintah Daerah dan tidak langsung disalurkan kepada sekolah-sekolah sehingga dana yang dikirim oleh pemerintah pusat dan yang diterima oleh sekolah belum tentu sama karena adanya perantara dalam penyaluran. Selain itu, masalah utama dalam BOS adalah lambatnya penyaluran dan pengelolaan di tingkat sekolah yang tidak transparan. Karena keterlambatan dalam proses penyaluran, sekolah harus mengakali kekosongan dana, dengan meminjam dana sementara dan terkadang jumlah yang dipinjam dan yang dilaporkan berbeda. Hal ini membuat kerugian bagi keuangan negara, sehingga perlu dilakukan pengawasan dan perbaikan mekanisme agar dana Bantuan Operasional Sekolah ini dapat berjalan, karena dana bantuan ini sangat memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan bakat siswa dan memiliki banyak dampak positif terhadap sarana dan prasana sekolah sehingga menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan dapat menciptakan suasana semangat belajar dan berkompetisi secara adil.
Program lain yang diadakan oleh pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia adalah revisi kurikulum pembelajaran sekolah. Hal ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran disetiap sekolah sesuai dengan tantangan perkembangan zaman khususnya di era industri 4.0 sehingga memunculkan bakat dan kretivitas siswa Indonesia. Dengan adanya kurikulum baru ini, penyesuaian materi pembelajaran dan praktikum terus dilakukan, diantaranya dengan cara meningkatkan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pengetahuan yang didapatkan oleh siswa dengan adanya pembaruan kurikulum khusunya Kurikulum 13 revisi semakin meningkat dan membuka wawasan siswa. Namun faktanya, dengan adanya pembaruan kurikulum ini siswa terlalu dibebankan dengan tugas sehingga stereotip siswa tidak lagi mengejar ilmu namun mengejar nilai. Siswa merasa nilai lebih penting daripada ilmu karena nilai akan menentukan kelulusan kepada jenjang pendidikan berikutnya, siswa akan menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai bagus disetiap mata pelajaran sehingga tidak lagi mengedepankan kejujuran sebagai nilai luhur bangsa Indonesia. Selain siswa, guru juga terlalu dibebankan untuk menyelesaikan semua materi dalam waktu yang ditentukan sehinnga guru hanya menyampaikan materi namun tidak menyampaikan ilmu, hal ini yang membuat banyak siswa yang merasa tertinggal. Selain itu, guru juga diwajibkan melaporkan kegiatan pembelajaran di sekolah kepada pemerintah, hal ini bertujuan agar guru benar benar mengajar di sekolah. Faktanya, dengan sistem ini, guru di sekolah-sekolah merasa terbebani dan mengurangi kinerja pembelajaran, karena setiap saat guru harus mengirim laporan sehingga jam pelajaran efektif semakin berkurang. Pemerintah perlu melakukan perbaikan sistem pembelajaran sehingga siswa di Indonesia dapat menjadi bibit unggul Indonesia.
Program lainnya dalah zonasi sekolah. Hal ini bertujuan untuk pemerataan siswa-siswa disetiap sekolah sehingga tidak ada lagi istilah sekolah favorit, semuanya menjadi sama rata. Hal ini memiliki dampak positif, diantaranya adalah setiap sekolah memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan siswa berprestasi. Selain itu, di kota-kota besar, sistem zonasi dapat mengurangi kemacetan karena siswa-siswa yang berangkat menuju sekolah jaraknya dekat dari rumah sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas. Sistem zonasi ini memili pro dan kontra karena banyak sekolah-sekolah di daerah yang belum memiliki fasilitas yang menunjang, banyak sekolah yang kekurangan murid karena sedikitnya siswa yang ada di daerah zonasi. Sistem zonasi ini dinilai tidak tepat sasaran dan belum siap diterapkan diseluruh Indonesia khususnya didaerah.
Pendidikan di Indonesia sangatlah penting khususnya di era Industri 4.0 yang akan menentukan bangsa kedepannya. Dengan program dan kebijakan yang dilakukan haruslah tepat dan bermanfaat sehingga akan menghasilkan bibit unggul karena Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2045. Pemerintah harus benar benar melakukan pengawasan dan telaah terhadap kebijakan yang dibuat agar tepat sasaran dan meningkatkan tingkat intelijensi siswa di seluruh Indonesia.

Jumat, 23 Agustus 2019

Cara Penulisan Jurnal Penelitian

Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk mengembangkan sebuah penelitian yang telah dituliskan serta menjadi acuan untuk para peneliti lainnya yang sedang melakukan kegiatan penelitian. Dalam penyusunannya jurnal tidak seperti membuat tulisan biasa. Ada beberapa pakem yang harus dipenuhi. Misalnya dalam hal susunan bab tulisan.  Di era baru pendidikan kita sekarang menuntut jurnal sebagai syarat utama dalam berbagai moment seperti kenaikan pangkat, penilaian kinerja dll sudah menjadi kewajiban bagi dosen.
Tiap jurnal yang terbit pun tidak terlepas dari beberapa kaidah atau aturan yang berbeda-beda, tergantung porsi yang diinginkan penerbit. Kali ini penulis ingin mencoba berbagi sedikit pengetahuan bagaimana cara dan prosedur dalam penulisan jurnal. Sebelum kita lebih jauh membahas tentang pembuatan jurnal lebih baik kita kenalan dulu.

Apa itu jurnal?

Pengertian jurnal adalah sebuah publikasi periodik dalam bentuk artikel yang diterbitkan secara berkala, dalam hal ini biasanya jurnal diterbitkan pada interval waktu tertentu seperti setiap 4 bulan atau setiap 1 tahun. Jurnal memiliki beberapa jenis yang diantaranya adalah Professional or Trade Journals, Popular Journals, dan Scholarly Journals. (wikipedia)
Jurnal adalah publikasi ilmiah yang berisi kumpulan artikel dan pada umumnya terbit secara reguler, seperti misalnya dua kali atau empat kali dalam setahun. Naskah artikel yang ditulis untuk jurnal direview atau dievaluasi oleh tim reviewer sebelum masuk ke meja editorial jurnal. Reviewer artikel jurnal biasanya lebih dari satu orang yang merupakan pakar di bidang studi tertentu sesuai dengan topik yang ditulis dalam artikel.
Jurnal pada umumnya berisi sejumlah referensi yang menjadi rujukan penulisan tiap artikel. Jenis artikel yang ditulis tak sebatas laporan penelitian, namun bisa pula berupa review literatur. Artikel jurnal yang menrupakan laporan penelitian secara tipikal terdiri dari beberapa bagian dari judul, abstrak, deskripsi pengantar, kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, diskusi dan implikasi hasil penelitian. Kadang disertai usulan tentang agenda riset lanjutan dan rekomendasi.
Pada umumnya jurnal memiliki cakupan materi yang luas namun sangat padat, hanya terdiri dari 6 hingga 8 halaman, namun di setiap kalimatnya bernilai ilmu pengetahuan. Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk mengembangkan sebuah penelitian yang telah dituliskan serta menjadi acuan untuk para peneliti lainnya sedang melakukan kegiatan penelitian yang sejenis.
Jurnal pada umumnya berisi sejumlah referensi yang menjadi rujukan penulisan tiap artikel. Jenis artikel yang ditulis tak sebatas laporan penelitian, namun bisa pula berupa review literatur.

Susunan Jurnal yang Benar

1. Judul
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Bahan dan Metode
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka

Penjelasan bagian-bagian Jurnal, sebagai berikut :

1. Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Judul tidak boleh memiliki makna ganda. Disarankan tidak boleh lebih dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan lebih dari 10 kata jurnal berbahasa Inggris. Judul ditulis di tengah atas halaman, menggunakan huruf kapital, dan dicetak tebal.
2. Nama
Nama Penulis, Nama Pembimbing I, Nama Pembimbing II, tanpa gelar akademik dianjurkan disertai nama lembaga (afiliasi : nama prodi, fakultas, dan universitas), serta dianjurkan menyertakan alamat dan email.
3. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin-poin paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyususn deskripsi singkat tentang jurnal yang telah dibuat. Penulisan abstrak diketik menggunakan 1 spasi.
4. Kata Kunci
Kata kunci sebanyak 3-5 kata, diambil dari inti yang akan dibahas dalam penelitian.
5. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian dilakukan, uraian permasalahan yang akan diteliti, dikaitkan dengan teori, dan diakhiri dengan tujuan dilaksanakan penelitian tersebut. Penulisan diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 4-6 halaman.
6. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar bisa dipublikasikan. Penulisan Metode diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 1 halaman.
7. Pembahasan/Hasil Pembahasan
Pembahasan dapat dibagi dalam beberapa sub bagian. Diketik dalam 2 spasi. Penulisan kurang lebih 4-6 halaman. Dalam pembahasan membandingkan hasil penelitian dengan model atau teori yang diacu, dan menghubungkan hasil penelitian Anda dan penelitian sebelumnya dengan menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kualitatif, sedangkan Hasil dan Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kuantitatif.
8. Simpulan
Dalam simpulan yang dibahas pembuktian hipotesis dari penelitian, ditulis ringkas yang memuat informasi yang cukup sehingga pembaca mengetahui bahwa telah membuktikan hipotesis yang telah dilakukan dan dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan metode. Dan biasanya terdapat saran yang berisi kemungkinan penelitian lebih lanjut, dan potensi-potensi yang dimiliki metode yang dipakai dapat dimasukkan.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu ganti halaman baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Jenis penulisan daftar pustaka diberi judul DAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua.
Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsure-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya.
Selamat menulis!!
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnal_ilmiah
https://edukasi.kompas.com
http://eviwijaya29.blogspot.comhttps://sevima.com/cara-mudah-membuat-jurnal-ilmiah-yang-benar-dan-baik/

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...