Bismillah for everything, Selamat Datang di My Blog (Belajar, Berilmu, Beramal dan Beribadah. Semoga bermanfaat, Salam Ilmiah...

Rabu, 08 Juli 2020

Budaya Organisasi

Oleh : Nurul Huda, S.E., M.M | Sumber Foto : Dokpri
Kata budaya (culture) sebagai suatu konsep, berakar dari kajian atau disiplin ilmu antropologi. Kilmann, Saxton & Serpa (dalam Retnosari 2001 : 20) mengartikan sebagai falsafah, ideologi nilai-nilai, anggapan keyakinan, harapan sikap dan norma yang dimiliki bersama dan mengikat suatu masyarakat. Konsep budaya kini sebagai suatu dimensi utama dalam memahami perilaku organisasi sekaligus telah mendapat tempat dalam perkembangan ilmu perilaku organisasi, dan menjadi bagian bahasan yang penting (Nimran 1997).
Untuk memahami suatu budaya dan untuk lebih memastikan secara lengkap nilai-nilai dan perilaku nyata dari suatu kelompok, perlu diketahui asumsi yang mendasarinya, yang menentukan bagaimana para anggota kelompok berpersepsi, berpikir dan merasakan. Asumsi tersebut merupakan reaksi yang dipelajari semula sebagai nilai-nilai yang didukung (espoussed value), tetapi ketika nilai menyebabkan perilaku dan ketika perilaku tersebut mulai memecahkan masalah, maka nilai itu ditransformasikan menjadi asumsi dasar tentang bagaimana sesuatu itu sesungguhnya (Schein 1991).
Definisi formal yang diterima sebagai suatu definisi klasik tentang budaya organisasi menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan pola asumsi-asumsi dasar dan bentukan, temuan atau pengembangan oleh suatu kelompok orang yang telah bekerja cukup baik untuk mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal maupun internal, sehingga dianggap perlu diajarkan pula kepada para anggota baru sebagai cara yang benar dalam memandang, berfikir dan merasa tentang masalah-masalah yang dihadapi (Schein 1991).

Nimran (1997 : 135) mengatakan bahwa :
Dalam hidupnya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana ia berada, seperti nilai-nilai, keyakinan dan perilaku sosial/masyarakat, yang kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga akan terjadi bagi anggota organisasi dengan segala nilai keyakinan dan perilakunya dalam organisasi, yang kemudian menciptakan budaya organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk mereka yang ada di dalam hierarki organisasi, sehingga budaya organisasi tersebut sangat penting perannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi yang efektif. Lebih spesifik lagi, budaya organisasi dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan keikatan pribadi dengan organisasi sekaligus menyajikan pedoman perilaku kerja.
Budaya organisasi akan mencerminkan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dirasa terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi, yang dilakukan secara sadar atau tidak, dan dianggap mempengaruhi perilaku, sehingga budaya yang ada pada perusahaan dapat dipandang sebagai kepribadian organisasi (Steers 1995). Ciri-ciri tersebut bisa berupa peraturan kebijaksanaan, sistem pemberian hadiah, dan misi organisasi (Sujak 1990). Adanya kondisi yang demikian, maka organisasi akan cenderung untuk menarik dan akan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan budaya organisasinya, agar dalam tingkat tertentu polanya dapat langgeng. Demikian pula sebaliknya, orang-orang yang ada didalam organisasi akan cenderung untuk memilih budaya organisasi yang disukai.
Banyak pengertian budaya organisasi yang disampaikan para ahli organisasi, dan masing-masing memiliki penekanan yang berbeda akan tetapi maknanya sama.
Budaya organisasi merupakan suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, dipahami, atau dikembangkan oleh suatu kelompok untuk menyelesaikan masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal yang difungsikan dengan baik untuk mempertimbangkan manfaat, dan oleh karena itu harus disampaikan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk bersikap, berpikir dan merasakan dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut (Luthans 1998).
Budaya organisasi, dapat diartikan juga sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu dan menjadi suatu sistem dari makna bersama (Robbin 1996). Budaya organisasi mengacu pada pandangan hidup dalam suatu organisasi (Hatch 1997).
Budaya berkaitan juga dengan makna bersama, nilai, sikap dan keyakinan (Nicholson 1997). Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa jantung dari suatu organisasi adalah sikap, keyakinan, kebiasaan dan penghdari seluruh individu anggota organisasi mulai pucuk pimpinan sampai front lines (Juechter et al., 1998). Dengan demikian, tidak ada aktivitas manajemen yang dapat melepaskan diri dari budaya (Hofstede 1984).
Budaya organisasi bisa dirasakan keberadaannya melalui perilaku anggota/ karyawan di dalam organisasi itu sendiri. Kebudayaan tersebut memberikan pola cara-cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntun para anggota organisasi dalam mengambil keputusan maupun kegiatan-kegiatan lainnya dalam organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi akan berpengaruh pada perilaku individu serta kelompok di dalam organisasi, serta akan berpengaruh pula pada prestasi individu tersebut, dan sekaligus secara bersama-sama akan berpengaruh pada efektif-tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi (Mohyi 1999).
Budaya organisasi menjadi sangat berarti bagi kelangsungan hidup organisasi terutama bila dikaitkan dengan upaya organisasi untuk mengatasi berbagai masalah dalam adaptasi atas berbagai perkembangan dan perubahan eksternal dan integrasi terhadap kekuatan internal (Schein dalam Hatch 1997)
Budaya organisasi dapat membantu kinerja karyawan, karena dapat menciptakan suatu motivasi bagi karyawan untuk memberikan kemampuan menciptakan suatu motivasi bagi karyawan untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasi. Barney & Wilson (dalam Dara 1998 : 19) menyatakan bahwa nilai-nilai yang dianut bersama membuat karyawan nyaman bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan, serta membuat karyawan berusaha lebih keras untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja serta mempertahankan keunggulannya. Demikian artikel singkat ini semoga bermanfaat. Aamiin...

Rabu, 17 Juni 2020

Matematika Ekonomi dan Bisnis

Kaidah – Kaidah Diferensial

  1. Diferensiasi Konstanta
Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka dy/dx = 0 Contoh : y = 5, maka dy/dx = 0
atau lebih mudahnya kalau kita mengganti simbol dy/dx menjadi y’, misalnya:
y = 100 -> y’ = 0
y = ½ -> y’ = 0
  1. Diferensiasi fungsi pangkat
Jika y = xⁿ, dan adalah konstanta maka
dy/dx  = nXn-1
Contoh :
y = x³
y’ = 3 x 3-1 = 3 x²
y = X –8
y’ = – 8X–9
  1. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi
Jika y = kv dan v = h (x) maka dy/dx = k dv/dx
Contoh : y = 5 x³, maka dy/dx = 5 ( 3x² ) = 15 x²
Contoh lain:
y = 5X–8 -> y’ = – 40X–9
y = 4X5 -> y’ = 20X4
  1. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi
Jika y = k , dimana v = h (x), maka dy/dx = k dy/dx /v²
Contoh : y = 5/x³ , dy/dx = 5(3x²)/(x³)2 = −15x²/x6
Contoh lain:
y = 4/X–8 -> y’ = – 4. – 8 X–9/(X–8)2 = 32X–9/X –16
y’ = (32 X–9 ). X16
y’ = 32X7
  1. Diferensiasi penjumlahan / pengurangan fungsi
Jika y = u ± v, dimana u = g (x) dan v = h(x), maka dy/dx = du/dx ± dv/dx
Contoh : y = 4 x² + x³ misalkan u = 4 x² → du/dx = 8x
v = x³ → dv/dx = 3 x² , maka dy/dx = 8x + 3x²
y = – 2X–1 + 4X + 8 , maka y’ = 2X–2 + 4
  1. Diferensiasi perkalian fungsi
Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x) maka dy/dx = u dv/dx + v du/dx
Contoh : y = (4x²) (x³)
misalkan u = 4 x² → du/dx = 8 x
v = x³ → dv/dx = 3 x²
maka dy/dx = u dv/dx + v du/dx = (4x²) (3x²) + (x³)(8x)
= 12 x4 + 8x4 = 20 x4
  1. Diferensiasi pembagian fungsi
Jika y = U/V , dimana U = g (x) dan V = h (x) maka y’ = VU’ – UV’/V 2
Contoh : y = U/V -> y = (4x²)/x³
y’ = x³(8x) – (4x²).3x2/(x³)2 = 8X4 – 12X4/x 6
= – 4X4 .X–6
= – 4X–2
  1. Diferensiasi fungsi komposit
Jika y = f(x) sedangkan u = g(x), dengan kata lain y = f {g(x)} maka dy/dx = dy/du * du/dx Contoh :
y = (4x³ + 5)²
misalkan u = 4x³ + 5 → du/dx = 12x²
y = u² → dy/du = 2u
maka dy/dx = dy/du * du/dx = 2u * 12x²
= 2 (4x³ + 5) * 12x²
= 96 x5 + 120 x²
  1. Diferensiasi fungsi berpangkat
Jika y = uⁿ , dimana u = g (x) dan n adalah konstanta, maka dy/dx = nu n-1 * du/dx
Contoh : y = (4x³ + 5)²
misalkan u = 4x³ + 5 → du/dx = 12x² dan
y = u²
Maka dy/dx = nu n-1 * du/dx = 2 (4x³ + 5)(2-1)*12x²
= 96 x5 + 120 x²

10 .Diferensiasi Fungsi Komposit Logaritmik
y = a log U ; U =  g(x) maka dy/dx = a log e/U.du/dx
Contoh:
y = log (x+5)/(x+7),
maka dalam soal ini U = (x+5)/(x+7)
du/dx = (x+7)(1)-(x+5)(1)/(x+7)2 = 2/(x+7)2
Sehingga dy/dx = log e/(x+5)(x+7).2/(x+7)2
dy/dx = 2 log e/(x+5)(x+7)

11. Diferensiasi Fungsi Komposit Logaritmik Berpangkat
y = (a log U)dimana U = g(x)
n = konstanta
maka dy/dx = n (a log U)n-1 a log e/U.du/dx
Contoh:
y = (log 6x2)3. -> U = 6x; jadi du/dx = 12x
dy/dx = 3 (log 6x2). log e/6x(12x)
= 36x(log 6x2)log e/6x2
= 6 (log 6x2) log e/x

12. Diferensiasi Fungsi Komposit Logaritmik Napier
Log. Napier → logaritma yang bilangan pkoknya e
e = 2,71828
→Biasa ditulis dengan log a = 1n a
y = Ln U ; U = g(x) maka dy/dx = 1/U. du/dx
Contoh: y = 1n (5x2 + 7) -> U = 5x2 + 7
du/dx =  10x
dy/dx = 1/(5x2 + 7). 10x = 10x/(5x2 + 7)

13. Diferensiasi Fungsi Komposit logaritmik Napier Berpangkat
y =  (Ln U); U = g (x) ; n = konstanta
dy/dx = n(Ln U)n-1.1/U.du/dx
Contoh:
y = (Ln 3x2)-> U = 3x-> du/dx = 6x
dy/dx = 4(Ln 3x2)3 1/3x. 6x
dy/dx = 8/x(Ln 3x2)3

14.Diferensiasi Fungsi Komposit Eksponensial
y = a; U = g (x) dan a = konstanta ; maka dy/dx = au Ln a du/dx
Contoh:
y = 5 (x2-2)  maka U = x2-2 sehingga du/dx = 2x
dy/dx = 5 (x2-2)   Ln 5. 2x

15.Diferensiasi Fungsi Kompleks
y = U; U = g (x) dan V = h (x)
maka dy/dx = V.Uv-1 du/dx  + ULn U dv/dx
Contoh:
y = 7x x5  -> U = 7x -> du/dx = 7
V = x5 -> dv/dx = 5x4
dy/dx = x5 . 7x x5-1 . 7 + 7x  x5 Ln 7x . 5x4
               = 49x x5+4 + 35x x5+4 Ln. 7x
= 35x x5+4 (7/5 + Ln 7x)

16.Diferensiasi Fungsi Balikan
Jika y = f (x) dan x = g (y) adalah fungsi-fungsi yang berbalikan, maka
dy/dx = 1/dx/dy
Contoh:
x = 10y + 3y4
maka dx/dy = 10 + 12y3
seehingga dy/dx = 1/ 10 + 12y3

Senin, 06 April 2020

Analisis Laporan Keuangan

Dokpri | Nurul Huda

Pengambilan keputusan yang tepat adalah kunci keberhasilan seorang manajer. Keputusan dalam bidang keuangan bisa terdiri dari berbagai bentuk, namun keputusan yang baik harus dihubungkan dengan kelemahan dan kekuatan perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu alat  untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Agar supaya laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu berbagai pihak dalam pengambilan keputusan, maka laporan keuangan harus dianalisis terlebih dahulu. Hasil analisis  tersebut merupakan dasar untuk mengintepretasikan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit kecil. Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba Rugi, Arus Kas (dana). Jadi analisis laporan keuangan merupakan suatu proses dalam upaya mencari hubungan antara berbagai pos yang ada dalam laporan keuangan perusahaan (Harahap, 2001).
Woefel (1995) berpendapat bahwa analisis laporan keuangan  merupakan suatu proses yang berguna untuk memeriksa keuangan masa lalu dan masa sekarang dengan tujuan mengevaluasi performa dan mengestimasi risiko serta potensi di masa depan. Bernstein (1983) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu. Helfert (1982) analisis laporan keuangan merupakan alat yang digunakan dalam memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan keuangan.
Berdasar pada definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan diperlukan suatu metode-metode analisis sehingga dapat diperoleh suatu hasil analisis yang akurat mengenai posisi keuangan perusahaan di masa lalu dan digunakan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan  perusahaan di masa yang akan datang dengan mendasarkan pada posisi keuangan perusahaan yang ada pada laporan keuangan perusahaan.
Tujuan analisis laporan keuangan perusahaan adalah mengadakan penilaian atas keadaan keuangan dan potensi atau kemajuan suatu perusahaan dengan mempelajari angka-nagka yang terdapat dalam laporan keuangan dan mencari hubungan sebab akibat (Farid Djahidin, 1982). Semoga artikel singkat ini memberikan manfaat. Aamiin.

DAFTAR ARTIKEL

BELAJAR, BERILMU, BERAMAL & BERIBADAH "Integritasmu Adalah Masa Depanmu" Oleh: Nurul Huda, BBA., S.E., M.M E-mail : nurul.hud...