Oleh : Nurul Huda, BBA., S.E., M.M
Hidup
adalah sebuah perjalanan yang telah dimulai sejak turunnya Nabi Adam AS ke
bumi, perjalanan yang bukan sekadar langkah fisik, tapi sebuah misi dan warisan
yang kita teruskan hingga hari ini. Ketika seorang bayi lahir, ia menerima
"tongkat estafet" dari Nabi Adam, meneruskan upaya yang beliau mulai
untuk kembali ke jalan yang lurus menuju Sang Pencipta. Nabi Adam AS turun ke
dunia karena sebuah kesalahan, namun Allah Maha Pengampun, Maha Baik, dan Maha
Penyayang. Ia memberikan Nabi Adam kesempatan untuk kembali ke surga dengan
satu tujuan: menjalani hidup yang penuh perjuangan sebagai bentuk pertobatan.
Bumi
yang luas ini menjadi arena bagi Nabi Adam dan keturunannya, tempat di mana
misi tersebut diemban dalam jangka waktu yang panjang dan penuh tantangan. Nabi
Adam menyadari bahwa hidupnya saja mungkin tak cukup untuk menyelesaikan
perjalanan ini, sehingga ia terus berketurunan untuk meneruskan misi ini.
Setiap kita adalah bagian dari perjalanan panjang ini, dan setiap langkah yang
kita ambil membawa kita lebih dekat pada tujuan sejati.
Perjalanan
hidup tak hanya soal bergerak secara fisik, tapi juga melibatkan batin,
pikiran, dan semangat kita. Bahkan ketika tubuh lelah atau terbatas, pikiran
mampu menjelajah dan menembus batas-batas fisik. Tuhan memberi kita anugerah
terbesar berupa akal yang mampu melampaui fisik, menjadi alat untuk mengenali
dan mengatasi tantangan hidup. Saat tubuh kehilangan satu kemampuan, indera
lain cenderung menyesuaikan diri, beradaptasi, dan bahkan meningkat ke tingkat
yang lebih tinggi. Karena itulah kekuatan pikiran lebih dahsyat daripada
kekuatan fisik semata.
Tuhan
memberi kita akal bukan untuk digunakan hanya sekadar berpikir, melainkan juga
untuk berkarya. Setiap manusia memiliki potensi untuk menghasilkan karya dan
meninggalkan jejak bagi generasi setelahnya. Kita hidup bukan hanya untuk diri
sendiri, tetapi untuk mewariskan sesuatu yang akan dikenang dan diteruskan,
sebuah warisan yang memperpanjang langkah Nabi Adam.
Menjadi
manusia adalah terus berkembang, menemukan makna dari setiap perjalanan, baik
yang nyata maupun yang batin. Setiap fase hidup, dari bayi hingga akhir hayat,
adalah bagian dari perjalanan spiritual, moral, dan intelektual yang memperkaya
diri. Hidup yang dijalani tanpa karya adalah hidup yang berlalu tanpa bekas;
manusia tanpa warisan ibarat jejak di pasir yang segera lenyap tertiup angin.
Tuhan
telah membekali kita dengan satu bakat yang istimewa: kemampuan untuk berkarya.
Inilah yang membedakan kita dari makhluk lainnya, dan inilah yang membuat kita
memiliki peran dalam melanjutkan misi perjalanan hidup. Saat kita berkarya,
kita sesungguhnya sedang bergerak menuju Sang Pencipta. Pada akhirnya,
perjalanan ini bukan hanya tentang dunia, melainkan tentang menuju ke tujuan
akhir, kembali kepada-Nya dengan membawa amal dan karya sebagai bukti bahwa
kita telah menjalani hidup ini sebaik mungkin. Semoga artikel singkat ini bermanfaat untuk kita semua, salam ilmiah! (NH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar