Oleh : Nurul Huda, BBA., S.E., M.M
E-mail : nurul.huda.macintosh@gmail.com
Profesinalisme kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh negara dan para pemimpin
bawahan yang senantiasa mengharapkan pemimpin strategis dan profesional,
baik individu maupun institusi, mampu berkreasi maksimal untuk meningkatkan
kualitas individu atau organisasi yang dipimpinnya agar dapat menyikapi
perubahan yang begitu cepat sekaligus melaksanakan
fungsi pengawasan dengan baik. Di samping itu dapat
mengembangkan kemampuannya dalam suatu tim (Team
work Leadhership), bukan lagi memimpin yang berbeda dalam posisi “mengatur”
dan “memotivasi” terhadap anak buahnya, bahkan tidak juga berupaya membangun
partisipasi dari orang-orang yang dipimpinnya, melainkan harus mampu membangun
keterlibatan yang tinggi dari timnya, agar senantiasa mau belajar berbagai
disiplin ilmu pengetahuan dan tidak bersifat responsif tetapi harus proaktif
dan antisipatif.
Menyikapi tantangan zaman
di Era Society 5.0 yang ditandai dengan lahirnya kompetisi
global yang sangat pesat, ketat dan tajam, dibeberapa negara di dunia telah
berupaya maksimal untuk melakukan revitalisasi kepemimpinan. Revitalisasi ini
termasuk pula dalam hal perubahan paradigma terhadap model kepemimpinan,
terutama dalam membangun komunikasi atau pola hubungan antara atasan dan
bawahan, yang semula kita ketahui masih bersifat hierarkis-komando tapi
sekarang sudah jauh berubah dan menuju ke arah kemitraan bersama. Pemaksaan
kehendak dan pragmatis yang dilakukan oleh seorang pemimpin merupakan sikap dan
perilaku yang kerap terjadi dalam mewarnai kepemimpinan
komando-birokratik-hierarkis, dimana pada akhirnya akan berakibat fatal
terhadap terbelenggunya kreatifitas sikap inovatif dan kreatif dari setiap
orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang menjadi ranah tanggungjawabnya, mereka lebih cenderung bersikap apriori dan bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang berkwalitas. Dengan adanya tipe atau model kepemimpinan demikian, maka dapat diharapkan akan mendorong seluruh bawahan (team work) dan seluruh anggota organisasi dapat memberdayakan dirinya dengan mengupgrade soft skill dan hard skill-nya, dan juga membentuk rasa tanggung jawab yang tinggi atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan dalam melaksankan tugas dan tanggungjawabnya tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang secara alami dari hati yang paling dalam yang disertai dengan pertimbangan akal sehat atau rasionalnya. Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model atau gaya kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan zaman atau tantangan masa depan yang mengalami perubahan yang sangat cepat.
Guna menyikapi tantangan globalisasi maka organisasi yang
dibangun perlu melakukan pemberdayaan karena pada dasarnya merupakan proses
pemerdekaan diri terhadap orang-orang yang dipimpinnya, dimana setiap individu
harus dipandang sebagai sosok manusia handal berkwalitas tinggi yang memiliki
kekuatan rasa, cipta dan karsa dan jika ketiga aspek kekuatan super yang ada
pada diri manusia ini (rasa, cipta dan karsa) mempunyai tempat untuk berkembang
secara alami dan semestinya dalam suatu organisasi yang dipimpinnya, maka hal
ini akan menjadi sebuah kekuatan super istimewa yang luar biasa bagi kemajuan
organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu, partisipasi individu dalam
membangun kekuatan dan juga keterlibatan individu dalam setiap pengambilan
keputusan tentu saja akan memiliki arti yang sangat penting bagi pertumbuhan
sebuah organisasi yang dipimpinnya. Dengan keterlibatan mereka dalam setiap
kebijakan atau dalam pengambilan keputusan, pada gilirannya secara tidak
langsung akan tumbuh dan akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam
mengimplementasikan setiap keputusan yang diambil.
Pendapat yang sudah
dijelaskan di atas mengindikasikan bahwa upaya pemberdayaan sumber daya
manusianya bukanlah hal yang mudah dan sederhana,
melainkan di dalamnya membutuhkan ketekunan, kerja keras dan kesungguhan diri
dari seorang pemimpin agar SDM yang dibangun tumbuh dan berkembang menjadi
individu yang handal yang berdaya dan professional. Seandainya seorang pemimpin
sudah mampu dalam memberdayakan seluruh anggotanya maka harapan besarnya bagi
organisasi yang dibangun adalah akan tumbuh dinamika organisasi yang diwarnai
dengan pemikiran yang konstruktif, kreatif dan inovatif dari setiap anggotanya.
Maka mereka akan dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya untuk
berkembang secara leluasa tanpa hambatan sosio-psikologis yang membelenggunya.
Semua akan bekerja dengan professional disertai rasa tanggung jawab.
Masa depan yang lebih baik
adalah harapan besar bagi semua pemimpin di dunia untuk mensejahterakan
rakyatnya. Pemberdayaan sumber daya manusia melalui regenerasi kepemimpinan
atau orang-orang yang dipimpinnya merupakan suatu keharusan bagi setiap
pemimpin untuk senantiasa mengembangkan potensi dirinya dan juga orang-orang
yang dipimpinnya dengan harapan terbesar adalah jika salah satu dari kita
menjadi pengganti pemimpin-pemimpin negeri ini, maka semua kaum muda yang
memiliki bakat kepemimpinan sudah siap dan tanpa ragu untuk menggantikan
generasi sebelumnya serta memberikan sebuah konsep besar dan ide-ide besar dan
amalan yang nyata untuk membangun negeri yang kita cintai bersama ini. Ucapan seorang
pemimpin masa depan dengan berbagai bekal kepemimpinan yang dimiliki saat ini
memang harus dipersiapkan dengan matang untuk calon pemimpin masa depan bangsa
yang tantangannya lebih berat dari pemimpin-pemimpin sebelumnya maka diperlukan
generasi yang berintegritas yang memiliki mental baja dan professional yang
saat ini telah di tunggu lahirnya pahlawan-pahlawan baru yang unggul
muda yang muncul dengan kwalitasnya, bukan hal yang mustahil jika kita dapat
menjadi seorang pahlawan karena mampu menyelesaikan segala persoalan
rakyat yang dipimpinnya. Disebut pahlawan dalam artian orang tersebut mampu dan
biasa melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dengan konsep besar dalam ruang yang
panjang, tak mengenal kata lelah sampai waktu mereka habis pergunakan. Pahlawan
itu tidak harus di catat dalam buku sejarah atau dimakamkan di taman makam
pahlawan. Tapi mereka hanya manusia biasa yang selalu berusaha
makasimal mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan loyalitas dan totalitas yang
tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya. Demikian artikel singkat ini mudah-mudahan memberikan manfaat. Salam ilmiah...!!!
Instagram : @hudamacintosh Facebook: hudamacintosh Twitter: @hudamacintosh Blog/Web: http://www.hudasemm.blogspot.com YouTube : NHC (Nurul Huda Channel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar